• Kerjasama & Donasi
  • Disclaimer
  • Kode Etik
  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Events
    • Fomulir Pendaftaran Seminar
Kamis, 21 Januari 2021
  • HOME
  • LIFE STORY
    • News Update
    • Perspektif
    • Inspirational Figur
    • Headline
  • HERB AND FOOD
    • Herb
    • Food
    • Nutrition
    • Culinary
  • GREEN LIVING
    • Living
    • Eco-Preneur
    • Community
    • Halal Lifestyle Corner
    • Healthy Tour
  • HOLISTIC LIVING
    • Therapy
    • Beauty
    • Psychology
    • Sports
  • HOME FOR SHARING
    • Resensi
    • Info Produk
    • Time 4 Us
    • Dokter Talk
    • Parenting
    • Seminar & Workshop
  • DIRECTORY
    • Clinic
    • Spa
    • Gym
    • Healthy Resto
  • HOLISTIC LIVING STORE
No Result
View All Result
Sehat Alami
Advertisement
  • HOME
  • LIFE STORY
    • News Update
    • Perspektif
    • Inspirational Figur
    • Headline
  • HERB AND FOOD
    • Herb
    • Food
    • Nutrition
    • Culinary
  • GREEN LIVING
    • Living
    • Eco-Preneur
    • Community
    • Halal Lifestyle Corner
    • Healthy Tour
  • HOLISTIC LIVING
    • Therapy
    • Beauty
    • Psychology
    • Sports
  • HOME FOR SHARING
    • Resensi
    • Info Produk
    • Time 4 Us
    • Dokter Talk
    • Parenting
    • Seminar & Workshop
  • DIRECTORY
    • Clinic
    • Spa
    • Gym
    • Healthy Resto
  • HOLISTIC LIVING STORE
No Result
View All Result
Sehat Alami
No Result
View All Result
Home HOME FOR SHARING

Waspada, Suka atau Tidak, Ada Contoh Kekerasan dan Pendidikan Karakter Buruk di Rumah Kita …

redaksi by redaksi
10 Maret 2020
in HOME FOR SHARING, Parenting
0
Kiat Memilih Tayangan untuk Anak

FOTO | Dok. Life Love Lemons

0
SHARES
228
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on LinkedinShare on Pinterest

Tanpa disadari, kata-kata kasar, perkelahian, caci makian, bahasa sarkatisme, dan berbagai kekerasan lainnya sudah menjadi pemandangan yang biasa di televisi. Bahkan acara anak pun tidak bersih dari adegan-adegan semacam itu. Apa akibatnya?

Sehatalami.co ~ Belum lama ini ramai diberitakan seorang bocan usia anak sekolah dasar di Bekasi, Jawa Barat menjadi korban bullying alias perundungan hingga harus dirawat di rumah sakit dan akhirnya meninggal.

Baca juga

Online Workshop: Melepas Pikiran Negatif + Fokus pada Solusi Inspiratif

Zoom Meeting Workshop #OneDayFood PHOTOGRAPHY: Memotret Makanan+Minuman untuk Jualan Online

Beberapa tahun yang lalu, Inggris gempar dengan tewasnya seorang balita akibat penganiayaan yang dilakukan 3 anak berusia 7-8 tahun. Alasan ketiga anak tersebut sangat sederhana, mereka ingin mencoba adegan yang telah mereka saksikan di televisi.

Lalu benarkah pendapat bahwa menonton kekerasan di televisi merupakan jalan keluar bagi dorongan agresif yang terpendam?

Bukan sahabat yang baik

Orangtua boleh tidak suka, tapi kenyataannya sebagian besar anak banyak menonton televisi. Bahkan sebagian dari mereka lebih banyak menghabiskan waktu di depan televisi daripada di sekolah!

Sudah banyak ahli pendidikan yang bersuara mengenai minimnya tayangan yang layak dikonsumsi anak, tapi tampaknya hal itu belum menjadi perhatian utama insan pertelevisian. Semakin banyaknya acara anak ternyata tidak didukung dengan kelayakan, dalam artian menghibur sekaligus mendidik.

Beberapa acara yang baik seperti animasi impor Blue’s Clues atau acara dalam negeri Tatitu memang mengajarkan anak untuk berpikir logis. Tapi kebanyakan acara justru mengajarkan kekerasan dan nilai-nilai kehidupan yang murahan.

Salah satu sinetron anak-anak yang ditayangkan pada hari Minggu misalnya, hanya karena ingin mengganti pemain, dimuatlah adegan penyiraman air keras ke muka pemeran utama. Lebih mengerikan lagi, pelakunya sama sekali bebas dari hukuman.

READ  Rahasia Etos Kerja Tinggi, Adakah Reward Khusus?  

Lalu bagaimana siaran berita yang dulu menjadi tontonan wajib anak sekolah? Banyak orangtua yang menganggap sinetron, telenovela, dan film-film jagoan sebagai ‘perusak’ moral anak; tapi siaran berita yang diasosiasikan sebagai bentuk pendidikan, bebas dari tudingan tersebut.

Tahukah Anda bahwa siaran berita pun sebenarnya merupakan bentuk dari entertainment yang seringkali memberikan pandangan yang keliru dari kenyataan. (Ingat, di luar negeri Indonesia pernah mempunyai citra sebagai negeri yang mengerikan. Padahal di sini kita tetap merasa aman.)

Siaran berita pun salah satu  panggung kekerasan. Jika dulu berita kriminal hanya dibacakan, kini ditayangkan kondisi fisik korban pembunuhan, penangkapan tersangka yang kerap diwarnai dengan tembak-menembak, bahkan juga rekonstruksi pembunuhan yang menunjukkan bagaimana pembunuhan dilakukan. Berita semacam itu, terkadang terselip di antara acara anak-anak!

Saya pernah mendapatkan pengalaman tidak enak berkaitan dengan penyelipan berita di antara acara anak-anak. Saat anak saya yang berumur 4 tahun sedang menyaksikan kartun, tiba-tiba muncul adegan demonstrasi mahasiswa  yang diwarnai dengan keributan dengan aparat.

Tayangan itu dengan jelas menunjukkan aparat memukuli mahasiswa. Anak saya yang bercita-cita menjadi polisi langsung berteriak, ”Polisinya jahat! Orang cuma demo kok dipukuli sampai berdarah!” Cita-citanya pun berubah, ia tidak mau menjadi polisi lagi.

Dampaknya beragam

Ada pendapat bahwa tayangan kekerasan merupakan jalan keluar untuk menyalurkan dorongan agresi yang sifatnya bawaan. Pendapat itu mungkin dipengaruhi oleh teori Freud, tapi kenyataan menunjukkan hal yang berbeda.

Untuk membuktikannya, beberapa penelitian di Amerika Serikat melaporkan bahwa anak yang menonton film kekerasan menjadi lebih agresif daripada anak yang hanya menonton film kartun tanpa kekerasan.

Sebuah penelitian jangka panjang yang melibatkan 800 anak laki-laki usia 8-9 tahun menunjukkan, anak yang mempunyai kebiasaan menyaksikan acara yang mengandung kekerasan lebih agresif daripada anak yang menyaksikan sedikit acara kekerasan.

READ  8 Tips Membantu Menghindarkan Anak dari Stres

Setelah 10 tahun –  anak-anak yang menjadi objek penelitian sudah berusia 18-19 tahun – anak yang lebih agresif di masa kanak-kanak ternyata semakin bertingkah laku agresif sehingga sebagian dari mereka mempunyai catatan kriminal.

Lalu bagaimana dengan anak perempuan? Bersyukurlah karena anak perempuan sejak kecil biasanya telah dikondisikan untuk bertingkah laku tidak agresif. Tapi dengan semakin banyaknya jagoan perempuan dalam tayangan anak, kesimpulan penelitian semacam itu pasti segera berubah. Hal lain yang mungkin muncul dari tayangan kekerasan di televisi adalah rasa takut.

Agar dampak buruk tidak berkelanjutan

Perlukah orangtua melakukan penyensoran terhadap acara televisi yang ditotonton anak-anak? Tentu saja perlu. Sebagaimana makan, menonton televisi pun memerlukan ‘diet’. Sebelum memperbolehkan anak menyaksikan suatu acara, orangtua sebaiknya telah menetapkan aturannya.

Diet televisi tidak saja dapat melindungi anak dari tayangan yang berpotensi memiliki dampak negatif, tapi juga mempengaruhi selera anak. Lebih baik lagi jika Anda mendampingi anak setiap kali menonton televisi.

Bagaimana jika tayangan televisi sudah telanjur mempengaruhi tingkah laku anak? Anak yang manis tiba-tiba menjadi kasar atau anak pemberani tiba-tiba berubah menjadi cengeng?

Kebanyakan orangtua biasanya gusar jika anaknya menjadi agresif, suka memukul atau berkata buruk. Jika hal itu terjadi, selain mengurangi waktu menonton televisi dan menggantinya dengan kegiatan yang tidak merangsang agresivitas seperti berenang, anak perlu terapi hadiah dan hukuman (reward and punishment).

Berilah hukuman yang berarti, seperti pemotongan uang saku setiap kali anak melakukan kekerasan; dan berikan hadiah mainan, buku, atau makanan kecil yang disukai jika dalam waktu tertentu ia tidak bertindak agresif. 

Membatasi waktu menonton televisi juga perlu diterapkan pada anak yang menjadi takut. Tapi selain itu, Anda harus selalu siap dengan berbagai penjelasan. Akan lebih mudah menjelaskan hal yang dilihat jika anak sudah berusia 7 tahun.

READ  5 MASALAH Membesarkan Anak, Yang Wajib Anda Ketahui

Dengan pelukan dan mengkomunikasikan perasaannya, anak biasanya sudah bisa tenang. Tapi menjelaskan pada anak yang masih kecil adalah suatu tantangan. Memberi pengertian pada anak bahwa kisah Harry Potter hanyalah khayalan dan dia hanya pura-pura diserang oleh troll (sejanis makhluk sihir) cukup menyulitkan.

Apalagi jika harus menjelaskan bahwa pembunuh sadis Sumanto itu sudah ditangkap (ia pasti akan  bertanya, ”Kalau lepas bagaimana?”) dan tempatnya jauh dari tempat tinggal Anda (ia mungkin akan bertanya, ”Dia ‘kan bisa naik bis.”). Kesabaran Anda dalam hal ini sangat dibutuhkan. (SA)

Tags: bullyingkekerasan di televisikisah Harry Pottermenonton televisirekonstruksi pembunuhanreward and punishmentSiaran beritasinetrontayangan kekerasantayangan televisitayangan yang layak dikonsumsi anaktelenovela
ShareTweetSharePinSend
Previous Post

Tanaman Pendongkrak Daya Tanah Tubuh dan Penguat Daya Ingat

Next Post

Kemenang Sosialisasikan 5 Cara Cegah Virus Corona kepada Calon Jemaah Haji

Related Posts

Online Workshop:  Melepas Pikiran Negatif + Fokus pada Solusi Inspiratif
HOME FOR SHARING

Online Workshop: Melepas Pikiran Negatif + Fokus pada Solusi Inspiratif

11 Januari 2021
Zoom Meeting Workshop #OneDayFood PHOTOGRAPHY: Memotret Makanan+Minuman untuk Jualan Online
HOME FOR SHARING

Zoom Meeting Workshop #OneDayFood PHOTOGRAPHY: Memotret Makanan+Minuman untuk Jualan Online

10 Januari 2021
Jerawatan Setelah Menggunakan Masker Terus Menerus
Dr. lalan melia

Jerawatan Setelah Menggunakan Masker Terus Menerus

4 November 2020
Hypnobirthing: Melahirkan Tanpa Rasa Sakit
HOLISTIC LIVING

Hypnobirthing: Melahirkan Tanpa Rasa Sakit

25 Agustus 2020
Apakah Daun Dewa bisa Mengusir Hipertensi?
Dr Prapti Utami, M.Si

Apakah Daun Dewa bisa Mengusir Hipertensi?

7 Juli 2020
Khasiat Jahe (Merah), Kuatkan Sistem Imunitas Tubuh, Tangkal Penyebaran Virus
Dr Prapti Utami, M.Si

Khasiat Jahe, Netralkan Keracunan Makanan

3 Juli 2020
Next Post
Cegah COVID-19, Arab Saudi Stop Sementara Visa Umrah, Bagaimana Nasib Jamaah Umrah Indonesia?

Kemenang Sosialisasikan 5 Cara Cegah Virus Corona kepada Calon Jemaah Haji

Jiaogulan: Herba Super Terbaru, Ramuan Keabadain?

Jiaogulan: Herba Super Terbaru, Ramuan Keabadain?

POPULAR NEWS

Penelitian! Diet, Olahraga, dan Manajemen Berat Badan bisa Perpanjang Usia hingga 10 Tahun

5 Tips Menjadi Tua yang Sehat, yang Utama Jaga Vitalitas Anda

10 Januari 2021
Dr Reisa: Sistem Kesehatan di Indonesia Tertekan Hebat, Saatnya Lakukan Serangan Balik Terhadap Covid-19!

Dr Reisa: Sistem Kesehatan di Indonesia Tertekan Hebat, Saatnya Lakukan Serangan Balik Terhadap Covid-19!

18 Januari 2021
Tentang Diet Intermittent Fasting

Tentang Diet Intermittent Fasting

20 Januari 2021
Anda Diare, Atasi dengan Mengkonsumsi Pisang

Anda Diare, Atasi dengan Mengkonsumsi Pisang

18 Januari 2021
Presiden Jokowi, Tepati Janji sebagai Orang Pertama Divaksin Covid-19, Ini Momennya!

Presiden Jokowi, Tepati Janji sebagai Orang Pertama Divaksin Covid-19, Ini Momennya!

13 Januari 2021

EDITOR'S PICK

Ini Dia Makanan dan Minuman Yang Tidak Boleh Disimpan Dalam Lemari Es

Ini Dia Makanan dan Minuman Yang Tidak Boleh Disimpan Dalam Lemari Es

10 Februari 2019
Kenapa Kulit Keriput pada Lansia?

Kenapa Kulit Keriput pada Lansia?

9 Februari 2017
Cara Baru Mengulur Umur hingga 120 Tahun

Cara Baru Mengulur Umur hingga 120 Tahun

28 Juni 2020
Tip Cantik Alami : Wajah Berseri Dengan Terapi Uap

Tip Cantik Alami : Wajah Berseri Dengan Terapi Uap

6 Agustus 2015
Merasa lelah? Ini Makanan Yang membantu Anda Tetap Energik

Merasa lelah? Ini Makanan Yang membantu Anda Tetap Energik

19 Agustus 2019

About

Pusat layanan informasi (berita) dan edukasi gaya hidup sehat alami secara menyeluruh (mind, body, and soul) dengan tagline, True Holistic Living.

Redaksi menerima undangan Press Conference, permintaan wawancara eksklusif (atau liputan khusus), publikasi Press Release, dan dukungan Media Partner, Iklan dan Sponsorship, serta kerjasama bisnis.
Email :
redaksi@sehatalami.co | msehatalami@gmail.com

Follow us

KANAL BERITA

  • Adhika Dwita Dibyareswati
  • Beauty
  • Clinic
  • Community
  • Culinary
  • DIRECTORY
  • Dokter Talk
  • Dr Prapti Utami, M.Si
  • Dr. lalan melia
  • Eco-Preneur
  • Food
  • GREEN LIVING
  • Gym
  • Halal Lifestyle Corner
  • Headline
  • Healthy Resto
  • Healthy Tour
  • Herb
  • HERB AND FOOD
  • HOLISTIC LIVING
  • HOME FOR SHARING
  • Info Produk
  • InfoGraphic
  • Inspirational Figur
  • KONSULTASI
  • LIFE STORY
  • Living
  • News Update
  • Nutrition
  • Parenting
  • Perspektif
  • Psychology
  • Resensi
  • Seminar & Workshop
  • Spa
  • Sports
  • Therapy
  • Time 4 Us
  • Uncategorized

INFORMASI ANDA

  • Kerjasama & Donasi
  • Disclaimer
  • Kode Etik
  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Events
    • Fomulir Pendaftaran Seminar

© 2019 Sehatalami.co

No Result
View All Result
  • HOME
  • LIFE STORY
    • News Update
    • Perspektif
    • Inspirational Figur
    • Headline
  • HERB AND FOOD
    • Herb
    • Food
    • Nutrition
    • Culinary
  • GREEN LIVING
    • Living
    • Eco-Preneur
    • Community
    • Halal Lifestyle Corner
    • Healthy Tour
  • HOLISTIC LIVING
    • Therapy
    • Beauty
    • Psychology
    • Sports
  • HOME FOR SHARING
    • Resensi
    • Info Produk
    • Time 4 Us
    • Dokter Talk
    • Parenting
    • Seminar & Workshop
  • DIRECTORY
    • Clinic
    • Spa
    • Gym
    • Healthy Resto
  • HOLISTIC LIVING STORE

© 2019 Sehatalami.co

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Fill the forms bellow to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.