Pernah mendengar Autoimun Psoriasis? Penyakit ini jarang terdengar. Mungkin karena pengucapannya yang sulit, Tetapi bisa membuat penderitanya malu, minder, putus asa, depresi serta menurunkan kualitas hidupnya. Komunitas Psoriasis Nasional Bali (KPNB), selalu peduli dan tak segan membantu sesama penderita untuk bangkit!
Sehatalami.co ~ Psoriasis ialah penyakit kulit kronis yang ditandai dengan pertumbuhan sel kulit baru terlalu cepat. Ini membuat sel kulit baru akan terus menumpuk di permukaan hingga membentuk bercak merah, tebal, dan bersisik.
Psoriasis ini termasuk penyakit autoimun yang tidak diketahui secara pasti penyebabnya. Selain karena masalah sistem kekebalan tubuh, psoriasis biasanya muncul dipicu oleh berbagai faktor baik dari dalam diri maupun lingkungan.
Namun demikian psoriasis bukanlah penyakit menular dan bisa dikontrol dengan penanganan yang baik. Dalam rangka World Psoriasis Day yang diperingati setiap tanggal 29 Oktober, Komunitas Psoriasis Nasional Bali (KPNB) menggelar acara World Psoriasis Day, untuk pertama kalinya di Bali, pada 2 November 2019.
Acara yang digelar dengan mengusung tema, Let’s Get Connected, ini bertempat di di Warung Mogan Vegetarian, Mundu Taki Dalung, Bali. “Sesuai temanya, acara World Psoriasis Day, dimaksudkan untuk menfasilitasi orang-orang dengan psoriasis untuk bisa saling terhubung, saling menguatkan dan saling berbagi pengalaman,” demikian penjelasan Ni Putu Nanik Rahayu, Ketua Komunitas Psoriasis Nasional Bali (KPNB), dalam rilisnya kepada redaksi sehatalami.co.
Pada kesempatan tersebut hadir pula para mentor seperti Prof. Dr. Made Swastika Adiguna Sp.KK (K-DT), FINS. DV, FAA.DV, Ketua Departemen Dermatologi dan Venereologi FK UNUD / RSUP Sanglah Denpasar, Bali dan para anggota KPNB beserta keluarga pendamping. Mengisi kegiatan pada event tersebut Prof Swastika membuka layanan konsultasi gratis tentang psoriasis serta ada sesi meditasi bersama Kadek Sukadana Prehasta.
Hindari pemicu kekambuhan
Psoriasis adalah gangguan peradangan pada kulit yang ditandai dengan ruam merah, kulit kering, tebal, bersisik, dan mudah terkelupas. Terkadang, psoriasis juga disertai dengan gatal dan nyeri. Umumnya, psoriasis sering muncul di daerah lutut, siku, punggung bagian bawah, dan kulit kepala.
Psoriasis sering disebut sebagai penyakit autoimun yang tidak diketahui secara pasti penyebabnya. Selain karena masalah sistem kekebalan tubuh, psoriasis biasanya muncul dipicu oleh berbagai faktor baik dari dalam diri maupun lingkungan.
Ciri spesifik lain dari penyakit ini ialah bersifat kambuhan. Artinya, gejala penyakit bisa hilang atau kambuh kembali di kemudian hari. Selain itu, tidak ada obat untuk menyembuhkan psoriasis. Namun jangan khawatir, karena psoriasis bisa dikendalikan dengan mengelola factor-faktor risikonya. Juga ada banyak obat yang bisa membantu mengendalikan gejalanya.
Psoriasis cukup umum dan biasanya terjadi pada orang dewasa. Laki-laki dan perempuan sama-sama rentan untuk terkena psoriasis. Akan tetapi, Anda bisa meminimalkan peluang terkena psoriasis dengan mengurangi faktor-faktor risikonya.
Salah satu hal yang sering dianggap menjadi factor pemicu adalah kondisi psikologis dan pikiran. Karena itu, penting bagi orang dengan gejala psoriasis untuk mengendalikan pikiran. Misalnya, dengan cara rutin meditasi setiap hari.
Juga jangan lupa untuk konsultasi dan kontrol ke dokter karena psoriasis bisa merupakan gangguan kesehatan yang multifaktor bersifat sistemik, dan sangat berpengaruh dengan organ tubuh penderita.
Jangan mengobati sendiri
Untuk mengelola penyakit psoriasis penderita disarankan tidak mengobati diri sendiri, karena bisa berakibat fatal. Meski begitu, sebagai upaya pencegahan kekambuhan, pendirita psoriasis disarankan untuk menerapkan gaya hidup sehat dengan menjaga pola pikir, pola makan, dan gerak yang seimbang.
“Kami di KPNB memiliki motto TeMeS, yang artinya terima, mengalir, dan senyum,”ujar Ketua Komunitas Psoriasis Nasional Bali ( KPNB), Ni Putu Nanik Rahayu. Dengan motto tersebut, KPNB ingin mengingatkan para anggotanya untuk selalu berpikir positif, menerima kondisi dengan senyum disertai upaya terbaik untuk mencegah kekambuhan.
Anik juga berpesan kepada penderita psoriasis di luar komunitas agar tidak segan bergabung. Bersama memberdayakan diri, dan menyebarkan informasi tentang apa itu auto imun psoriasis, agar masyarakat ikut peduli dan berempati, serta mereka yang menderita mendapatkan pengobatan yang tepat. (SA)