Para peneliti memperkirakan industri modern produk susu telah mengubah komposisi hormon dalam susu sedemikian rupa sehingga dapat menigkatkan risiko kanker indung telur atau kanker-kanker lain yang berhubungan dengan hormon (hormone-related cancers).
Sehatalami.co ~ Di negara-negara Barat, susu dianggap sumber kalsium terbaik. Banyak penelitian telah dilakukan yang menyatakan bahwa susu hanyalah salah satu sumber kalsium. Ada beberapa alasan mengapa susu bukan sumber kalsium terbaik bagi setiap orang. Berikut ini alasan-alasan tersebut.
1. Intoleransi laktosa
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menemukan anak-anak atau orang-orang yang tidak tahan susu. Mereka alergi jika minum susu (perut kembung atau keram, diare, wajah membengkak dll.). Gejala alergi ini bisa ringan sampai parah. Mereka ini tidak tahan terhadap laktosa yang dikandung susu.
2. Kandungan tinggi lemak jenuh
Banyak produk susu yang mengandung kadar tinggi lemak jenuh yang merupakan faktor risiko penyakit. Meskipun sekarang banyak produk susu yang dikurangi kadar lemaknya atau yang non-fat, namun banyak produk-produk populer yang dikonsumsi masyarakat mengandung lemak jenuh dalam bentuk premium seperti es krim, mentega, cake dll.
3. Meningkatkan risiko kanker indung telur
Laktosa dalam susu jika dicerna akan mengeluarkan produk galaktosa yaitu sejenis gula. Penelitian terhadap galaktosa menemukan bahwa gula ini potensial mencederai ovary (indung telur) yang cenderung berkembang menjadi kanker indung telur.
Para peneliti memperkirakan industri modern produk susu telah mengubah komposisi hormon dalam susu sedemikian rupa sehingga dapat menigkatkan risiko kanker indung telur atau kanker-kanker lain yang berhubungan dengan hormon (hormone-related cancers).
4. Meningkatkan risiko kanker prostat
Pola makan tinggi susu kemungkinan bisa meningkatkan risiko kanker prostat. Ini merupakan peneletian yang dilakukan di Harvard Medical School terhadap para professional pria yang minum susu dua gelas per hari atau lebih. Mereka ini mempunyai risiko kanker prostat dua kali lipat lebih tinggi dibanding pria-pria yang tidak minum susu sama sekali. (SA)