Minuman berbahan nabati, teh hijau dan hitam
Penduduk Jepang juga gemar mengkonsumsi minuman yang terbuat dari bahan nabati seperti teh (terutama teh hijau dan hitam) yang menjadi minuman wajib dan diminum setiap hari. Sebagai makanan pencuci mulut, orang Jepang menyajikan potongan buah-buahan segar yang ditata di atas piring cantik.
Selain itu, kuliner Jepang, lebih sering dimasak dengan pengolahan minimal (bahkan dimakan mentah), direbus, dikukus, atau dibakar. Kesegaran bahan pangan, proses pengolahan atau pemasakan makanan yang minimal, akan memaksimalkan jumlah serat, antioksidan, vitamin dan mineral yang terkandung dalam pangan nabati.
Berhenti makan saat sudah 80 % kenyang
Prinsip diet ala Jepang adalah konsep “hara hachi bunme” yaitu berhenti makan sebelum kenyang, atau saat sudah 80 persen kenyang. Di Jepang, tiap jenis makanan disajikan dalam piring dan mangkuk kecil terpisah, bukan dalam satu piring besar. Penyajian makanan dalam porsi kecil ini akan mencegah kita makan berlebihan.
Penelitian di University of Illinois, Amerika, membuktikan bahwa orang akan makan 45 persen lebih banyak jika makanan disajikan dalam wadah besar. Makanan juga disajikan dengan penampilan yang cantik dan menarik dengan setiap porsinya mengandung kombinasi makanan yang ideal. Misalnya, nasi disajikan dengan kombinasi sayur dan ikan, yang diolah secara minimal menjadi beraneka sushi dengan tampilan menarik.
Sajian yang menarik ini akan membuat kita menikmati proses makan yang menjadi elemen penting untuk mencegah kita makan berlebihan. Orang Jepang makan dengan perlahan dan merasakan setiap gigitan serta kunyahan makanan. Tidak makan dengan mulut penuh dan memikirkan hal lainnya. Selain itu, wanita Jepang banyak beraktivitas fisik, seperti berjalan dan bersepeda. Mereka lebih memilih naik tangga ketimbang naik lift. ( SA, dari berbagai sumber).