Usai berpuasa sebulan penuh, biasanya kita akan lupa diri di hari Lebaran. Beraneka sajian lezat langsung disantap. Jika tak dikontrol, bukannya mengundang maaf dan berkah, justru penyakit yang datang.
Sehatalami.co ~ Hari raya Idul Fitri alias Lebaran, selain merupakan perayaan kemenangan atas keberhasilan menjalani puasa di bulan Ramadhan, identik dengan silaturahmi dan makan-makan. Nikmatnya potongan ketupat dan opor ayam, kue-kue kering yang menggoda untuk segera disantap, serta deretan gelas berisi minuman manis dan segar menunggu untuk diminum.
Beragam hidangan Lebaran memang terasa sangat lezat apalagi setelah kita berpuasa selama satu bulan. Tetapi janganlah itu kita jadikan sebagai ajang untuk ‘balas dendam’ dengan menyantap habis-habisan berbagai makanan tersebut.
Sangat penting untuk tetap mengendalikan diri agar esensi puasa tetap melekat pada diri sekaligus menjaga tubuh tetap bugar dan sehat.
Tergoda ‘balas dendam’ pengundang sakit
Hidangan yang disajikan saat Lebaran umumnya jauh dari kriteria menu seimbang. Jenis makanan yang tersedia biasanya tinggi lemak, gula, dan garam. Opor ayam, rendang, sambal goreng, dan ketupat adalah menu wajib yang hampir selalu terhidang saat Lebaran.
Tidak ketinggalan aneka kue khas Lebaran yang menggoda seperti nastar, kastengel, dan lapis legit, serta minuman manis seperti sirup. Terlalu banyak mengkonsumsi makanan berlemak atau berminyak akan membuat pencernaan bekerja kurang baik.
Selama satu bulan berpuasa, tubuh mengalami detoksifikasi secara alami. Setelah organ pencernaan kita diistirahatkan selama 30 hari, tubuh memerlukan waktu penyesuaian kembali. Proses adaptasi ini tentu harus dilakukan secara bertahap dengan berangsur-angsur mengubah pola dan porsi makan. (bersambung).