Ada anggapan efek penurunan berat badan dari diet keto jauh lebih mungkin sebagai akibat dari pengurangan asupan kalori karena perubahan dalam sinyal kenyang yang terkait dengan lemak tinggi, dan diet karbohidrat yang sangat rendah. Jadi bagaimana sebaiknya?
Sehatalami.co ~ Diet ketogenik, atau keto, adalah pola makan yang membatasi asupan karbohidrat alias rendah karbohidrat dan menongomsumsi asupan tinggi lemak yang sedang popular dalam beberapa tahun terakhir.
Memang telah banyak diberitakan jika diet keto menawarkan beberapa manfaat kesehatan yang mengesankan – termasuk penurunan berat badan. Tak heran jika banyak orang beralih ke pola makan ala diet keto ini untuk mencapai tujuan penurunan berat badan mereka.
Meski begitu, penelitian pendukung yang menunjukkan bahwa diet keto dapat membantu mengurangi lemak tubuh dalam jangka panjang masih kurang.
Bisakah diet kota membantu penurunan berat badan?
Saat mengikuti diet keto tradisional, asupan karbohidrat Anda dibatasi kurang dari 5-10% dari total asupan kalori harian Anda. Ini memungkinkan tubuh Anda untuk masuk ke kondisi ketosis, suatu keadaan di mana tubuh beralih menggunakan lemak alih-alih karbohidrat sebagai sumber bahan bakar utamanya, dan keton diproduksi di hati (1Trusted Source).
Dilansir dari Women’s health, Senin (4/6), diet keto bekerja dengan cara membakar banyak lemak sebagai sumber energi. “Pada dasarnya, Keto Reset Diet adalah panduan selangkah demi selangkah tentang bagaimana memasuki ketosis,” kata Alix Turoff, R.D., seorang ahli gizi bersertifikat.
Menurutnya diet ketogenik tidak mudah untuk dilakukan. Sebab untuk target kalori harian yang didapat biasanya sekitar 70-75 persen dari lemak, 20 persen dari protein, dan 5 persen dari karbohidrat.
Tubuh akan memasuki fase yang disebut ketosis, yaitu saat seseorang sedikit sekali mengonsumsi karbohidrat. Untuk pemula, diet keto umumnya dilakukan 21 hari. Selama tiga minggu, pelaku diet keto akan mengurangi kandungan gula serta biji-bijian dan roti olahan. Tetapi masih bisa mengkonsumsi sayuran seperti kentang.
“Anda tetap pada bagian pertama program sampai tubuh menjadi lebih efisien dalam membakar lemak. Begitu tubuh mulai beradaptasi dengan lemak, Anda dapat beralih ke diet ketogenik yang lebih besar,” kata Turoff.
Setelah selesai dengan diet Keto 21 hari, seseorang akan berada dalam mode keto penuh, yakni tubuh akan mengurangi karbohidrat lebih banyak dan mengosumsi sayuran. Dengan bertransisi secara perlahan, seseorang akan mendapatkan hasil berat badan yang memuaskan.
“Sangat jelas bahwa ketika diet ketogenik dijalankan dengan benar, itu mengarah pada penurunan berat badan, tetapi kebanyakan orang tidak tahu cara melaksanakannya dengan benar,” jelas Turoff.
Pada dasarnya tidak ada cara cepat untuk menurunkan berat badan secara sehat. Namun idealnya, menerapkan pola gaya hidup sehat dengan memperhatikan asupan makanan yang seimbang dan rutin melakukan aktivitas fisik akan membantu menurunkan berat badan secara sehat.
Penelitian menunjukkan, bahwa diet ketogenik belum tentu lebih unggul daripada diet tradisional untuk menurunkan berat badan ketika asupan kalori dicocokkan.
Karena itu, efek penurunan berat badan dari diet keto jauh lebih mungkin sebagai akibat dari pengurangan asupan kalori karena perubahan dalam sinyal kenyang yang terkait dengan lemak tinggi, diet karbohidrat yang sangat rendah.
Diet keto telah dikaitkan dengan penurunan berat badan, meskipun mekanisme pastinya masih belum jelas. Studi menunjukkan bahwa penurunan berat badan yang terkait dengan diet keto kemungkinan karena defisit kalori, penurunan tingkat kelaparan, dan penurunan berat badan air. Jadi bagaimana menurut Anda? Sebaiknya konsultasikan dengan ahlinya sebelum Anda memutuskan menjalani diet keto ini. (SA)
Sumber: www.healthline.com