Jika tubuh kita mampu menyerap dan menggunakan karbohidrat, tidak akan terjadi resistensi insulin, atau bahkan diabetes. Lalu Apakah resistensi insulin itu, dan mengapa bisa terjadi?
Sehatalami.co ~ Sel-sel tubuh kita membutuhkan gula untuk energi. Gula yang dimaksud adalah glukosa, bahan bakar yang diperlukan otak, otot, dan bagian lain dari tubuh kita , seperti halnya bensin untuk bahan bakar mobil. Agar glukosa dapat masuk ke dalam sel, tubuh akan membuat insulin, hormon yang berfungsi seperti kunci pembuka pintu sel, sehingga glukosa bisa masuk ke dalam sel.
Pada sebagian orang, sel-selnya tidak merespon insulin dengan baik. Bayangkan kita mencoba menghidupkan mesin mobil, tetapi kunci kontak tidak dapat diputar. Setelah kita periksa ternyata ada orang iseng yang telah menyumbat lubang kunci mobil kita dengan permen karet.
Jadi, tidak ada yang salah dengan kunci atau insulinnya. Itulah gambaran yang terjadi pada resistensi insulin: insulin bisa menempel ke permukaan sel dengan normal, tetapi sel tidak merespon sebagaimana mestinya. Disinilah masalah bermula.
Glukosa yang tidak dapat masuk ke dalam sel akan menumpuk dalam aliran darah kita. Kemudian tubuh akan merespon dengan lebih banyak lagi mengeluarkan insulin sampai ada gula yang bisa masuk ke sel.
Namun seiring dengan waktu, tubuh kita menjadi tidak mampu lagi memproduksi cukup insulin untuk mengatasi resistensi sel. Akibatnya sel-sel kita tidak dapat memperoleh glukosa yang dibutuhkannya dan tubuh kita menjadi lemas karena kekurangan energi, seperti mobil yang kehabisan bensin.
Sementara itu glukosa yang menumpuk di darah secara perlahan akan merusak pembuluh-pembuluh darah di mata, ginjal, dan jantung. Kondisi ini disebut diabetes tipe 2, jenis diabetes yang telah mencapai tingkat epidemik di dunia. Dalam hal ini Indonesia menduduki peringkat keempat terbanyak setelah China, India, dan Amerika Serikat.
Tak Selalu Faktor Keturunan
Hanya sebagian kecil resistensi insulin yang disebabkan faktor genetik. Ada kontributor-kontributor lain yang lebih perlu diwaspadai. Salah satunya adalah yang ditemukan oleh sejumlah peneliti dari Yale University, menggunakan teknik pemindai khusus. (bersambung).