Tidak relevan kalau hampir semua kondisi gangguan kesehatan diterapi dengan antibiotik, termasuk infeksi virus seperti flu. “Sebab antibiotik ‘impoten’ terhadap virus,”ujar Dr. Purnamawati Sujud, Sp.A.K., M.M.Ped.
Sehatalami.co ~ Karena keampuhannya melawan infeksi kuman/bakteri, antibiotik sering disebut “obat dewa”. Walaupun demikian, antibiotik harus digunakan secara bijaksana. “Antibiotik bisa menjadi penyelamat jiwa jika kita terinfeksi bakteri, tapi tentunya tidak semua gangguan kesehatan disebabkan oleh infeksi bakteri.
Karena itu, tidak relevan kalau hampir semua kondisi gangguan kesehatan diterapi dengan antibiotik, termasuk infeksi virus seperti flu. Sebab antibiotik ‘impoten’ terhadap virus,”ujar Dr. Purnamawati Sujud, Sp.A.K., M.M.Ped., di hadapan sekumpulan ibu rumahtangga di Studio Loop Sam Nugroho, Cilandak Barat, Jakarta Selatan suatu ketika.
Saat ini, di seluruh belahan dunia, sebagian besar kuman penyebab infeksi serius sudah kebal (resisten) terhadap antibiotik. Kuman yang resisten ini disebut superbugs. Besarnya permasalahan yang ditimbulkan oleh superbugs merupakan keprihatinan seluruh dunia.
“Pada tahun 1995, berdasarkan penelitian bakteri resisten antibiotik, The American Medical Association (AMA) mengeluarkan pernyataan keras,” tandas Dr. Purnamawati. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional bukan hanya merugikan pasien yang mendapatkan antibiotik, tapi juga merugikan masyarakat di lingkungan sekitarnya.
Bila seseorang mengkonsumsi antibiotik secara berlebihan, maka masyarakat di lingkungannya potensial terinfeksi kuman yang sudah resisten antibiotik. Akibatnya, penyakit-penyakit yang timbul malah tidak dapat diobati, bahkan dapat menimbulkan penyakit baru. (SA)