- Astrolog Islam terkenal benama Abu Ma’schor yang hidup pada tahun 805-850 menulis buku berjudul Introductorium in Astronomian yang lalu diterjemahkan ke dalam bahasa Latin pada abad 11 dan 12.
- Carl Jung, psikiater yang amat dihormati di abad ke-20 adalah salah seorang yang amat tertarik pada Astrologi. Carl Jung banyak menulis tentang Astrologi dalam hubungannya dengan Psikologi. Tulisan-tulisannya membuktikan bahwa Astrologi sangat bermanfaat untuk menganalisa kepribadian dan psikologi manusia.
Sehatalami.co ~ Pernahkah Anda memandang gemerlap bintang di malam hari ketika langit bersih tak tersaput awan? Ketertarikan manusia pada bintang-bintang ternyata telah dimulai sejak zaman dahulu kala. Ilmu Astrologi pertama kali dikenal sejak zaman Babilon (tepatnya di Irak bagian Selatan). Kala itu orang Babilon terpesona dengan cahaya di langit dan merasa bahwa pergerakan benda-benda di langit ada pengaruhnya pada kehidupan manusia.
Mereka lalu menggunakan Astrologi untuk melihat apa yang akan terjadi pada negara dan raja mereka. Saat itu astrolog adalah juga astronom dan ahli matematika jenius. Mereka berhasil membuat tabel-tabel peredaran benda-benda langit. Ilmu Astrologi modern mulai berkembang di zaman Alexander theGreat.
Sedangkan manuskrip modern tentang Astrologi yang pertama, ditulis oleh seorang astronom, ahli matematik, dan geografi bernama Plotemeus pada abad ke-2, judulnya Tetrabiblios. Plotemeuslah yang memulai eksperimen dengan horoskop dengan menggunakan sistem 12 rumah.
Kebudayaan Islam yang muncul di abad ke-8 membuat Astrologi berkembang lebih sempurna. Intelektual Islam yang maju dalam matematik menterjemahkan tulisan-tulisan Astrologi ke dalam bahasa Arab. Astrolog Islam terkenal benama Abu Ma’schor yang hidup pada tahun 805-850 menulis buku berjudul Introductorium in Astronomian yang lalu diterjemahkan ke dalam bahasa Latin pada abad 11 dan 12.
Di abad 16, dengan lahirnya Renaisassance di Itali, Astrologi mulai mendapat angin di Eropa. Semakin banyak intelektual yang pintar dalam matematik semakin menyempurnakan sistem Astrologi. Saat itu Astrologi adalah bagian kebudayaan yang fundamental, digunakan para penyembuh dan dokter, serta astrolog kerajaan. Saat itu birth chart yang biasanya hanya digunakan untuk menganalisa kehidupan raja dan keluarganya bisa didapat setiap orang, bahkan rakyat biasa.
Carl Jung, psikiater yang amat dihormati di abad ke-20 adalah salah seorang yang amat tertarik pada Astrologi. Carl Jung banyak menulis tentang Astrologi dalam hubungannya dengan Psikologi. Tulisan-tulisannya membuktikan bahwa Astrologi sangat bermanfaat untuk menganalisa kepribadian dan psikologi manusia.
Tahun 1960 dan 1970-an, Ilmu Astrologi mulai bangkit di Amerika. Kini di era spiritual, makin banyak astrolog yang juga spiritual. Daripada untuk meramal, mereka lebih senang menggunakan pengetahuannya untuk menggali potensi seseorang dan membantu orang memahami peta kehidupannya sehingga lebih mudah menjalani hidup.
Di Amerika dan Eropa kini sudah banyak psikolog yang menggunakan Ilmu Astrologi dalam praktiknya. Dan hal itu ternyata mempermudah terapi. Karena tanpa harus banyak bertanya, psikolog segera tahu siapa kliennya, masa kecilnya, emosinya, dan masalah yang sedang dihadapi.
Bahkan riset dan penggunaan Ilmu Astrologi untuk mendeteksi penyakit pun sudah dilakukan selama 30 tahun oleh Max Heindel dan Augusta Foss Heindel dari Amerika. Mereka menggunakan Ilmu Astrologi medis untuk mendiagnosa penyakit dan memberikan nasihat yang berkaitan dengan pola makan, olahraga yang harus dilakukan, dll. (SA)