Ketika kita bersama seseorang yang kita cintai, tubuh kita mengeluarkan hormon seperti oksitosin dan dopamin yang memberi tanda adanya rasa percaya, nyaman, senang, dan juga beruntung. Lalu apa pengaruh lain cinta terhadap otak kita?
Sehatalami.co ~ Sering orang yang sedang jatuh cinta seperti dimabuk kepayang. Bahagia. Tidak tahu harus berbuat apa? Mudah cemas, jantung berdebar, dan seterusnya. Sebenarnya, apa yang terjadi? Mengapa cinta membuat kita tak bisa tidur dan tak bisa makan, bahkan jantung selalu berdebar ketika bertemu, bahkan sekadar memikirkannya saja sudah membuat hati tak karuan. Tapi mengapa dalam beberapa penelitian disebutkan bahwa cinta juga bisa menyehatkan?
Dr Helen Fisher, penulis buku Why Him, Why Her? yang juga memimpin sebuah tim penelitian yang berhubungan dengan cinta di Rutgers University, mengatakan bahwa ketika kita pertama kali jatuh cinta, otak kita menghubungkan kejadian itu dengan kepanikan atau kecemasan.
Dalam penelitiannya, Fisher dan rekan-rekannya meneliti otak dari 75 orang yang sedang jatuh cinta, dan ia menemukan adanya aktivitas di bagian otak yang disebut insular cortex. Bagian ini biasanya aktif ketika kita sedang merasakan ketakutan dan kecemasan.
Karenanya, tak mengherankan jika sebagian juga merasakan “keanehan” di perut ketika sedang jatuh cinta, yang terasa seperti ketika kita mengadapi acara atau peristiwa yang penting. “Karena begitu senangnya saat bertemu dia, jantung saya berdebar kencang, kadang rasanya perut sampai mual dan ingin muntah,” begitulah seorang yang sedang dimabuk asmara mengambarkan perasaannya.
Fisher menjelaskan, “Perasaan yang aneh yang terasa di perut ketika seseorang jatuh cinta adalah akibat pelepasan norepinephrine, dopamine, dan cortisol, yang membelokkan aliran darah dari perut Anda. Itulah yang menimbulkan sensasi unik di perut.” (bersambung).