Kalau Anda memiliki gejala virus corona, anggap Anda memang mengalaminya sekalipun hasil tesnya negatif, demikian anjuran dari Harlan Krumholz, MD, Professor of Medicine di Yale dan Director of the Yale New Haven Hospital Center for Outcomes Research and Evaluation.
Sehatalami.co ~ Harlan Krumholz, MD, Professor of Medicine di Yale dan Director of the Yale New Haven Hospital Center for Outcomes Research and Evaluation, menyebutkan bahwa siapa saja bisa terpapar virus corona. Gejala yang harus diwaspadai antara lain batuk, napas yang pendek dan merasa sangat lelah. Krumholz menuturkan ada kisah nyata di mana sejumlah orang mengalami COVID-19 namun dua kali menjalani tes dan dinyatakan negatif.
“Di dunia ini, orang-orang dengan tanda dan gejala COVID-19 memiliki hasi tes negatif dan bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi. Masalahnya mungkin karena tesnya. Tes virus corona saat ini mungkin memiliki kemungkinan tinggi melewatkan sejumlah infeksi,” tuturnya dikutip dari New York Times, Kamis (2/4/2020).
Krumholz pun menambahkan, penelitian dari China mengindikasikan adanya kesalahan dalam tes dengan tingkat sekitar 30%. Masalah lainnya, bisa jadi bukan dari alat tes-nya, melainkan dari sampling yang kurang tepat.
Teknik umum yang biasanya memiliki tingkat akurasi lebih tinggi adalah swab, dengan pengumpulan sekresi hidung dari bagian belakang hidung – dan kemudian mengusapnya beberapa kali. Kendati demikian, itu bukan prosedur yang mudah untuk dilakukan. Apalagi, pengujian tersebut untuk saat ini masih terbatas.
“Jadinya, bagaimana? Bahkan sekalipun dengan banyak pengujian, kita cenderung meremehkan penyebaran virus. Untuk saat ini, kita harus berasumsi bahwa siapa pun dapat membawa virus. Jika Anda memiliki kemungkinan terpapar dan gejala menunjukkan infeksi COVID-19, Anda mungkin memilikinya — sekalipun jika tes Anda negatif,” ucapnya.
Yang bisa diambil hikmahnya dari tulisan Prof Krumholz adalah dengan tidak meremehkan penyebaran COVID-19. Terapkan social distancing, tetap menjaga kesehatan tubuh, dan tetap mengikuti anjuran dari badan yang kredibel seperti Kementerian Kesehatan atau WHO hingga akhirnya badai corona berlalu. (SA)