Dalam jangka pendek, stres mempunyai tujuan baik. Adanya inflamasi membuat tubuh memproduksi sel-sel imun untuk mengeliminasi infeksi dan cedera jantung. Tapi dalam jangka panjang, gerangan apa yang terjadi?
Sehatalami.co ~ Bagaimana pola pikir dan perasaan dapat mempengaruhi kondisi kesehatan tubuh? Bagaimana kesehatan jantung terhubung dengan kondisi emosi? Banyak peneliti menyatakan adanya satu ‘jalan’ (pathway) yang menghubungkan emosi dan aterosklerosis dengan inflamasi / peradangan.
Pada proses inflamasi, sistem imun memproduksi sel-sel dan molekul yang membersihkan penyakit-penyakit yang menyerang tubuh.
George Miller, psikolog dari University of British Columbia mengidentifikasi bahwa inflamasi merupakan ‘biological superhighway’ yang menghubungkan stres dengan penyakit jantung dalam bentuk putaran tak berujung.
Menurutnya, dalam jangka pendek, stres mempunyai tujuan baik. Adanya inflamasi membuat tubuh memproduksi sel-sel imun untuk mengeliminasi infeksi dan cedera jantung.
Tetapi jika stres berkelanjutan dalam jangka panjang, maka inflamasi bekerja tanpa henti sehingga inflamasi dapat ‘mengotori’ otak yang menyebabkan munculnya sikap apatis, menarik diri dari pergaulan, rasa lelah berkelanjutan (fatique), dan masalah pola makan.
“Meskipun gejalanya sama dengan depresi, namun berbeda dengan deperesi yang umum,” kata George Miller. George mensinyalir, pasien jantung yang menderita depresi semacam ini, penyakitnya dengan cepat akan semakin parah.
Menurut George Miller, ‘biological superhighway’ yang menghubungkan emosi dan jantung berujung pada 2 hal, yaitu pertama, inflamasi dapat mengalahkan depresi dan penyakit kardiovaskuler dan yang kedua, inflamasi menyebabkan munculnya penyakit jantung yang dapat menyebabkan stres dan depresi. (SA)