Dan lebih istimewa, lantaran sore itu, frekuensi alam menghadirkan sosok sosok tamu yang cukup inspiratif. Seorang penyanyi sekaligus pelatih vocal ternama negeri ini. Dia adalah Etta Herawati atau yang lebih dikenal dengan nama Bertha, 46 tahun. “Saya yakin pasti ada hal istimewa yang mempertemukan kita di sini. Antara lain, karena kita memiliki kesamaan visi,” ujar Bertha yang datang dengan dua orang asistennya.
Sosok Multidimensi
Bertemu dengan sosok Bertha, mengonfirmasi kita akan karakter sosoknya yang multidimensi. Ini membuat perbincangan dengannya begitu asyik dan seolah tidak akan habis untuk ditulis dan diceritakan dalam sekali waktu kepada pembaca. Penguasaannya akan persoalan olah vokal atau teknis menyanyi tak diragukan lagi. Yang mencengangkan, Bertha ternyata juga fasih bicara soal problem sosial kemasyarakatan, tentang nasionalisme yang sudah tergerus arus modernisasi serta problem tiada habis soal pendidikan. Dan bukan sekadar diperbincangkan, tetapi semua sedang ia praktikkan atau minimal sedang ia upayakan. Mengenalnya lebih dekat, membuat kita jadi tahu sesuatu yang bisa memperkaya bathin, sekaligus ikut merasakan cita-cita apa yang sedang diperjuangkan.
Ia mengaku, saat ini sedang konsen dengan beberapa aktivitas sosialnya. Di antaranya, human traficking dan pendidikan anak usia dini. “ Itu bagian dari cinta saya kepada bangsa ini,” ucap Bertha dengan suara lantang.
Bertha lalu mengeluarkan beberapa koleksi desain baju unik miliknya.”Nih baju yang saya bawa setiap kali ada acara maupun konser,” ujarnya. “Masih ada banyak lagi di rumah,” kata istri Michael Mc Carthy ini.
Namun itu bukan sembarang baju. Desainnya menarik, tak kalah dengan konsep desain baju sungguhan, lengkap dengan detail pernak-pernik renda, dan semua bahannya terbuat dari plastik bekas.“Aktivitas seperti adalah salah satu wujud kepedulian terhadap kehidupan,” ujar ibu satu anak ini. Seraya menjelaskan kegiatan bertema lingkungan yang dilakukannya sudah berlangsung sejak awal 2000-an. “Selalu ada pro dan kontra,” ujarnya. Ia tidak peduli, sebab semua dilakukan demi cintanya pada tanah air Indonesia. (SA)