Tak heran jika, banyak survai justru menemukan keseragaman aneka jenis kuliner paling digemari di destinasi tujuan wisata. Sebagian karena kepraktisannya. Sebagian karena popularitasnya sebagai kuliner nasional di kalangan wisatawan domestik.
Terkait hal ini, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) RI, bahkan telah menetapkan lima makanan nasional Indonesia paling banyak digemari dan merupakan hasil forum grup diskusi kelompok komunitas kuliner (FGD) Indonesia.
Lima jenis makanan tersebut adalah soto, rendang, sate, nasi goreng dan gado-gado (Kompas.com, 2018). Kelima jenis kuliner tersebut di antaranya masuk dalam katagori makanan siap saji santap dan makanan yang dapat disimpan lama.
Makanan siap saji santap adalah jenis makanan yang tidak awet, atau makanan yang disediakan di warung atau restoran yang langsung dimakan, misalnya gado-gado, ketoprak, nasi goreng, dan lain-lain. Makanan ini diolah dengan cara-cara pengolahan yang sederhana, misalnya dengan direbus, digoreng, dikukus, dan dibakar.
Yang kurang diperhatikan dari jenis makanan ini adalah cara pengolahannya yang sederhana. Sudah termasuk jenis makanan yang juga dieawetkan, namun dalam tentang waktu yang tidak terlalu lama. Karena itu, sangat dianjurkan agar segera disantap setelah diolah.
Pada saat membuat gado-gado bahan baku sayur bayam, tauge, kacang panjang dan kol akan melalui tahap blanching, yaitu pemanasan dengan uap atau air panas secara langsung pada suhu 1000C selama kurang lebih 10 menit.
Fungsi blanching dalam teknologi pangan di antaranya adalah untuk meng-inaktifkan enzim yang tidak diinginkan misalnya enzim yang dapat merubah warna. sehingga warna sayuran bayam masih hijau.
Sementara, jenis makanan yang dapat disimpan lama misalnya rendang, yang proses memasaknya cukup lama, sampai kadar air dalam daging masaknya tersisa sedikit. Kemudian dikemas menggunakan kemasan vakum.
Kemasan ini tentu akan menarik udara, terutama oksigen, sehingga tidak terjadi oksidasi yang mengakibatkan makanan menjadi rusak. Rendang termasuk jenis kuliner khas yang paling banyak digemari karena kepraktisan dan kelezatannya.
Inilah mengapa rendang yang merupakan ikon makanan Sumatera Barat, relatif bisa bertahan lama, sehingga mudah di dapatkan di daerah tujuan wisata karena bisa bertahan hingga beberapa hari. Alasan ini barangkali yang menempatkan redang sebagai jenis makanan praktik sekaligus terenak nomor 1 di dunia pada tahun 2016-2017 versi situs CNN (Kompas.com, 2018).
Bagaimana teknologi pangan bisa berkontribusi
Bagaimana pun, makanan siap saji santap di area pariwisata membutuhkan penampilan yang cantik dan menarik. Karena itu teknologi pangan untuk pewarnaan, pemanis dan aroma pada makanan tradisonal misalnya klepon, kue lapis, cendol, dan lain-lain sangat diperlukan.
Teknologi lainnya adalah terkait dengan cara pengolahan minimalis, misalnya dengan menambahkan citosan pada buah potong untuk memanjangkan durasi masa simpannya selama 2 – 4 hari. (bersambung).
Tulisannya keren.. Masyaa Allah
Masyaa Allah…