Dalam buku Renewal The Anti-Aging Revolution, tulisan Timothy J. Smith, M.D., dokter asal San Fransisco yang mendalami ilmu anti aging, dinyatakan bahwa sebenarnya tubuh manusia telah diprogram secara genetik mampu mencapai umur 120 tahun. Namun pada kenyataannya sulit bertahan hingga usia tersebut.
Sehatalami.co ~ Itu mengapa perlu selalu diingatkan kembali resep hidup awet muda, dengan menekankan pada hal-hal baru yang perlu dicoba lebih serius, misalnya weight training atau latihan beban yang menjadi bagian dari latihan rutin serta isu baru tentang terapi hormon untuk memperlambat penuaan.
Di antara banyak teori tentang penuaan, Prof. Dr. Eulis Alwi Datau, Sp.PD, KAI, salah satu pembicara dalam Seminar Anti Aging Medicine yang digelar bulan Mei lalu di Jakarta, sangat berpihak pada teori neuro-endocrine. Proses aging adalah semata-mata karena berkurangnya produksi berbagai hormon dalam tubuh manusia.
“Sampai-sampai soal mood kita, jadi pendiam, malas tak mau dandan dan mempercantik diri ketika tubuh semakin menua, itu juga dipengaruhi hormon yang mulai sedikit produksinya,” ia menjelaskan di sela-sela waktu jeda seminar.
Sehingga guru besar yang sudah mengajarkan ilmu anti aging dalam materi kuliah Imunologi Klinik bagi mahasiswanya di Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi-Manado ini berpendapat bahwa untuk menghambat laju penuaan digunakan penambahan hormon yang mengalami defisiensi, di samping menjalankan gaya hidup sehat alami lainnya.
Pada saat umur mencapai 20-30 tahun produksi alamiah HGH (Human Growth Hormone) mulai menurun rata-rata 14% setiap decade (10 tahun). Jadi saat umur mencapai 35-40 tahun sekresi HGH secara nyata akan terus menukik tajam.
Efeknya, mulai terlihat kulit yang menipis dan kering, berkerut, tulang mulai rapuh, deposit lemak mulai meningkat, tubuh makin boros energi sehingga sering menjadi cepat lelah, daya tahan tubuh menurun, penglihatan mulai kabur, daya ingat menurun, suasana hati sering murung dan sebagainya.
Sedangkan teori lain menyatakan bahwa penuaan dipercepat karena penumpukan toksin dalam tubuh. Toksin berasal dari akumulasi radikal bebas yang dipicu oleh polusi bahan-bahan lingkungan misalnya logam berat, pestisida dari lingkungan, buah dan sayur yang kita konsumsi, food additivies, bahan pembersih rumah, dan lain-lain. (bersambung).