Inspirasi yang didapat dari kutipan di atas sangat istimewa, karena esensinya sudah banyak dilupakan orang. Inilah mengapa kita perlu menggali seni menjaga dan merawat hidup ini. Sebab di zaman modern ini, persepsi dan cara berpikir kita sudah banyak dipengaruhi oleh anggapan bahwa seiring bertambahnya usia, bertambah pula segala kekurangan dan ketakberdayaan kita.
Dengan pemahaman bahwa hidup adalah seni merawat diri, maka sudah sewajarnya jika kita berani menanamkan persepsi baru bahwa tidak selamanya proses menua atau bertambahnya usia selalu diikuti dengan segala macam ketidakmampuan.”Inilah pandangan baru yang mesti ditanamkan pada diri manusia Indonesia masa kini, ” kata Gede Prama, Spiritualis dan Guru Meditasi, yang juga dikenal sebagai Presiden Direktur Dynamics Consulting, Jakarta.
Menurut Gede Prama, menua atau menjadi tua adalah proses alami yang dialami setiap orang. Menua adalah sesuatu yang obsolut, karenanya tidak pantas untuk dimusuhi. ”Jadikanlah ia sebagai teman. Peluk dan terimalah, maka proses menua akan membantu diri menemukan bahagia dan kebermaknaan ,” katanya.
Usia Hanyalah Angka, Hidup Itu Makna
Untuk memahami bagaimana seni merawat hidup berguna dalam keseharian, kita bisa belajar dari sosok perempuan istimewa ini. April lalu, redaksi Sehat Alami diundang hadir di acara ulang tahun, sosok perempuan penuh energi dan inspirasi di usianya yang memasuki angka 96 tahun. Sosok perempuan itu adalah Herawati Diah, tokoh wartawan perempuan generasi pertama di negeri ini. Hari itu, dengan wajah berseri-seri, ia menyalami kami satu per satu saat bertandang ke kediamannya, sebuah apartemen yang asri di daerah selatan Jakarta.
Jelas bukan pesta ulang tahun biasa, sebab hari itu, ia mengundang Life Coach and Conselor Dr Kasim Rasjidi, untuk berbagi konsep bagaimana memaknai hidup agar lebih berarti kepada segenap tamu dan teman sejawat yang hadir di acara spesial itu. Para tamu yang hadir sangat antusias, dan merasa mendapat inspirasi dari sosok Herawati Diah, perempuan yang mengaku bangga bisa menjadi saksi hidup pergantian enam presiden di negeri ini.
Di usianya yang sudah lanjut, toh jejak langkah Herawati Diah tetap penuh dengan optimisme dan ingin selalu menginspirasi. ”Di usia setua ini, saya masih tidak suka mendengar orang yang kerjanya mengeluh melulu. Hidup itu harus optimis!” ujarnya. (SA)