Sehatalami.co ~ Epidemiolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Citra Indriani, mengatakan, peningkatan kasus COVID-19 yang signifikan hampir selalu diawali dengan melonjaknya jumlah orang yang melakukan perjalanan. Meski begitu, ia menuturkan bahwa peningkatan mobilitas jelang Natal dan Tahun Baru yang tak bisa dihindari.
“Kenaikan mobilitas adalah sesuatu hal yang tidak bisa dihindari. Kalau kita lihat dari 1,5 tahun pandemi, gelombang kenaikan selalu diawali dengan peningkatan mobilitas, saat Natal-tahun baru dan pasca lebaran,” kata dia.
“Meskipun kita batasi, mobilitas tetap terjadi, namun tidak semasif apabila tidak diberlakukan pembatasan,” tegas dia sembari menekankan pentingnya pembatasan jelang Nataru.
Karena itu, untuk mencegah terjadinya lonjakan kasus Covid-19 baru, ia setuju jia pembatasan mobilitas masyarakat jelang dan saat liburan natal dan tahun baru (Nataru) diberlakukan.
Dikutip dari laman deteik health (22/11), Citra Indriani mengatakan bahwa kemungkinan besar ada 80 persen penduduk Indonesia yang sudah terinfeksi COVID-19 varian Delta. Hal ini menjadi gambaran mengapa kasus Corona di Tanah Air saat ini menurun drastis.
Artinya, menurut dia, banyak warga yang sudah memiliki imunitas alami dari infeksi COVID-19. Herd immunity bisa jadi sudah terbentuk secara alamiah.
Ditambah lagi jumlah cakupan vaksinasi COVID-19 terus bertambah. Vaksin COVID-19 meminimalisir angka keparahan jika seseorang terpapar. “Infeksi COVID-19 lebih dari 50 persen adalah asimtomatis, mungkin 80 persen penduduk kita telah terinfeksi (varian) Delta,” kata Citra, Sabtu (20/11/2021).
“Sebagian besar infeksi natural membentuk antibodi yang spesifik untuk virus atau strain virus yang menginfeksi, tidak untuk strain yang lain. Sehingga imunitas alamiah yang terbentuk saat ini mungkin tidak bisa kita andalkan apabila kita kedatangan strain yang baru,” tutur dia dalam keterangan resmi UGM.
Artinya, hal itu menegaskan pentingnya pembatasan skala besar mobilitas warga saaat libur Nataru. (SA)