Gout atau asam urat bisa kambuh secara tiba-tiba atau karena mengonsumsi makanan tinggi zat purin. Untuk menghindarkan risiko terjadinya komplikasi seperti gagal ginjal, penderita asam urat harus rutin konsultasi dan menjga pola makan.
“Samson atau Hercules sekali pun bakal menangis kena asam urat. Nyerinya luar biasa. Mengingatnya saja, saya bisa merinding,” ujar seorang penderita. Saking nyerinya, wajar bila gout atau asam urat dijuluki the king of diseases (raja segala penyakit). Saat penyakit kambuh, penderita biasanya harus terlentang di tempat tidur selama beberapa hari. Tidur terganggu, selera makan hilang dan bergerak sedikit saja, seperti ada ribuan jarum menusuk-nusuk di persendian yang membengkak. Persendian yang diserang biasanya berwarna kemerahan. Tersentuh sedikit saja, penderita bisa berteriak kesakitan.
Penderita umumnya tidak tahu bahwa dirinya mengidap asam urat. Tanda atau gejala yang sering dirasakan oleh penderita asam urat ialah rasa nyeri pada persendian kaki atau tangan. Rasa nyeri bisa dirasakan di jari-jari kaki hingga tangan. Sering juga ditandai dengan pembengkakan pada jempol kaki dengan disertai rasa nyeri yang menjadi-jadi. Jika sedang menyerang, penderitanya sangat terganggu dan bahkan bisa sampai tidak dapat beraktivitas, akibat rasa nyeri yang ditimbulkan.
Menurut ahli reumatologi, dari FKUI/RSCM, Prof. Dr. dr. Harry Isbagio, SpPD-KR, asam urat (biasa juga disebut gout, artritis gout atau pirai) termasuk jenis penyakit rematik. Rematik sendiri, menurut, terdiri lebih dari 100 jenis. Dengan fakta ini banyak yang menjadi salah kaprah. Seseorang yang kadar asam urat darahnya agak tinggi, mengeluh nyeri, ngilu dan linu di persendian, dianggap menyakit asam urat. Padahal belum tentu. (bersambung)