Satu fakta bahwa tubuh manusia sangatlah dinamis, dan kondisi setiap orang tidak sama. Ketidaknyamanan yang dirasakan setiap orang juga berbeda. Ketidaknyamanan tersebut, bisa diteliti lebih jauh, apakah karena pola makan, salah gerak, atau karena emosi atau pikiran yang membebani.
Dari situlah titik temu masalahnya dicari dengan cara melihat ke dalam diri terlebih dahulu. “Jadi bukan semata melihat pada gejala yang timbul dan sertamerta dicari obatnya apa : kimiwai atau bukan atau cara pengobatan alternatif tertentu? Obat barangkali tetap perlu, tetapi disesuaikan dengan kebutuhan setiap individu, dan hanya bersifat sementara,” tutur Dr Kasim.
Lebih jauh Dr Kasim menuturkan, bahwa sejatinya ketidaknyamanan yang dirasakan oleh tubuh, yang bisa mengambil bentuk dalam beragam ketidaknyamanan, apakah itu berhubungan dengan gangguan metabolisme tubuh, seperti kolesterol, diabetes, penyakit jantung koroner atau karena gangguan lambung dan pencernaan, dan lain-lain, sebetulnya merupakan bentuk bahasa dari tubuh kepada kita untuk mengatakan bahwa sudah saatnya kita mengubah dan memperbaiki kebiasaan sehari-hari dari berbagai aspek kehidupan secara menyeluruh, tergantung dari aspek mana yang paling dominan menimbulkan ketidaknyamanan.
Pola Makan Sehat dan Alami
Dalam kaitan ini, DR. Dr Tan Shot Yen, M.Hum, Praktisi Healing,Certified Clinical Hypnotherapist dan penulis buku, Saya Pilih Sehat dan Sembuh : Transformasi Paradigma Mengobati Menjadi Menyembuhkan, menuturkan bahwa dewasa ini semakin banyak penyakit timbul karena disebabkan oleh pemahaman yang salah tentang pola makan. “Banyak orang makan hanya untuk melayani keinginan lidah, bukan apa yang dibutuhkan oleh tubuh,” ujarnya.
Lebih parahnya lagi ujarnya, saat ini sebagian dari kita sudah tidak lagi peduli dan mampu membedakan mana jenis makanan yang sehat dan alami (real food) dan mana makanan yang sekadar mengikuti trend sesaat (fashion food). Banyak penelitian ilmiah dilakukan, tetapi sering hanya dipublikasikan secara berat sebelah demi menunjang pemasaran produk teknologi dan farmasi, dengan tujuan dan motif ekonomi.“Sayangnya, banyak di antara kita yang tidak menyadari hal ini. Sehingga, tak heran jika semakin banyak saja penyakit degeneratif terjadi, meskipun perkembangan teknologi pangan dan ilmu kedokteran modern semakin maju pesat,” kata Dr Tan.