Kenaikan prevalensi penyakit tidak menular ini berhubungan dengan pola hidup, antara lain merokok, konsumsi minuman beralkohol, aktivitas fisik yang kurang – sedentari, serta konsumsi buah dan sayur yang minim.
Sehatalami.co. Gaya hidup sedentari – minim gerak – kini sudah menjadi kelaziman di tengah masyarakat modern. Ironisnya hal ini sering tidak tersadari sebagai salah satu faktor risiko pemicu gangguan penyakit akibat gangguan metabolism atau kardiovaskuler, seperti penyempitan pebuluh darah, kolesterol, dan hipertensi, yang bisa memicu terjadinya penyakit jantung koroner, stroke, dan diabetes atau gagal ginjal, dan lain-lain.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan bahwa prevalensi atau angka kejadian Penyakit Tidak Menular ternyata mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan Riskesdas 2013.
Penyakit-penyakit tersebut antara lain kanker, stroke, penyakit ginjal kronis, diabetes melitus, dan hipertensi. Prevalensi kanker naik dari 1,4 persen (Riskesdas 2013) menjadi 1,8 persen; prevalensi stroke naik dari 7 persen menjadi 10,9 persen; dan penyakit ginjal kronik naik dari 2 persen menjadi 3,8 persen.
Berdasarkan pemeriksaan gula darah, diabetes melitus naik dari 6,9 persen menjadi 8,5 persen; dan hasil pengukuran tekanan darah, hipertensi naik dari 25,8 persen menjadi 34,1 persen.
Kenaikan prevalensi penyakit tidak menular ini berhubungan dengan pola hidup, antara lain merokok, konsumsi minuman beralkohol, aktivitas fisik yang kurang – sedentari, serta konsumsi buah dan sayur yang minim. (bersambung).