Hilangnya cairan tubuh dapat bersifat:
- Normal sebagai akibat pemakaian energi tubuh. Kehilangan cairan sebesar 1 ml untuk pemakaian kalori sebesar 1 kal.
- Abnormal jika terjadi akibat penyakit atau keadaan lingkungan (misalnya suhu lingkungan yang sangat tinggi atau sangat rendah).
Dehidrasi
Dehidrasi adalah gangguan keseimbangan cairan / air tubuh yang disebabkan masukan air (yang diminum) lebih sedikit dibanding air yang dikeluarkan tubuh. Ketika cuaca sangat panas dan sedang bekerja / berada di lapangan, pasti tubuh membutuhkan banyak air karena terjadi penguapan yang luar biasa (berkeringat).
Sebaliknya berada di ruang berpendingin atau dalam cuaca yang dingin, kita sering tidak merasa haus sehingga ‘lupa’ minum. Terutama pada lansia karena penurunan respon haus atau ambang batas rasa hausnya berkurang.
Akibatnya sama saja, yaitu tubuh kekurangan air. Peristiwa tubuh kehilangan cairan lebih banyak daripada asupan, berakibat gangguan keseimbangan zat elektrolit tubuh. Inilah yang dikatakan tubuh mengalami dehidrasi.
Para ahli membagi dehidrasi menjadi 3 golongan berdasarkan penurunan berat badan akibat tubuh kekurangan cairan:
- Dehidrasi ringan, jika penurunan cairan tubuh hanya 5% dari berat badan. Gejalanya, wajah memerah, sangat haus, kulit kering dan pecah-pecah, volume urine berkurang dengan warna lebih gelap dari biasanya. Pusing dan lemah, kram otot terutama pada kaki dan tangan, mengantuk, mulut dan lidah kering.
- Dehidrasi sedang, jika penurunan cairan tubuh 5 – 10% dari berat badan dengan gejala perubahan tekanan darah, kontraksi pada otot lengan / kaki / perut / punggung. Kejang, perut kembung, gagal jantung, ubun-ubun cekung, denyut nadi lemah tapi cepat, dan pingsan.
- Dehidrasi berat, jika penurunan cairan tubuh lebih dari 10% dari berat badan. Gejalanya kesadaran berkurang, tidak buang air kecil, tangan dan kaki dingin dan lembab. Denyut nadi semakin cepat dan lemah kadang tak teraba, tekanan darah menurun drastis hingga tak bisa diukur, ujung kuku / mulut / lidah berwarna kebiruan.