Bagaimana posisi obat herbal?
Menurut Linda, boleh saja jika ingin tetap konsumsi obat herbal sebagai pelengkap pengobatan bukan pengganti, tetapi dokter yang menangani sebaiknya diberitahu. Dengan begitu, konsumsi obat dari dokter dan herbal tidak akan tumpang tindih.
Linda mengingatkan, jika kanker ditemukan dalam kondisi masih kecil atau stadiun awal, sebaiknya segera diambil tindakan. Terlebih jika benjolan ditemukan sebelum menjadi kanker atau lesi pre-kanker. “Sebab menemukan sel kanker secara lebih dini, sebelum jadi kanjer atau saat masih berukuran kecil, dapat meningkatkan keberhasilan pengobatan,” kata Linda.
Cegah sejak dini
WHO menyatakan bahwa 43% kanker dapat dicegah. Kanker sebenarnya dapat dikatakan sebagai penyakit gaya hidup karena dapat dicegah dengan melakukan gaya hidup sehat dan menjauhkan diri dari faktor risiko terserang kanker.
Terjadinya penyakit kanker terkait dengan beberapa faktor risiko, seperti kebiasaan merokok, menjadi perokok pasif, kebiasaan minum alkohol, kegemukan, pola makan yang tidak sehat, perempuan yang tidak menyusui, dan perempuan melahirkan di atas usia 35 tahun.
Menurut Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M(K), seperti dikutip dari laman, http://www.depkes.go.id jika kita menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) maka risiko atau kemungkinan untuk terserang kanker akan berkurang, kata Menkes.
Perilaku yang perlu diterapkan yaitu: 1) melakukan aktifitas fisik secara benar, teratur dan terukur; 2) makan makanan bergizi dengan pola seimbang, cukup buah dan sayur; serta 3) mengelola stres dengan tepat dan benar. “Untuk memudahkan, ingatlah kata CERDIK menjauhkan diri dari kanker,”tandas Menkes.
CERDIK merupakan singkatan dari Cek kesehatan secara berkala; Enyahkan asap rokok; Rajin aktivitas fisik; Diet sehat dengan kalori seimbang; Istirahat cukup; dan Kelola stres. (SA, dari berbagai sumber)