Kolesterol HDL atau yang biasa disebut kolesterol ‘baik’ dikenal sebagai pelindung jantung. Namun penelitian mutakhir yang dilakukan oleh Harvard School of Public Health menemukan bahwa kolesterol HDL tidak selalu melindungi jantung.
Sehatalami.co ~ Ada kolesterol HDL yang pada permukaannya terdapat sejenis protein yang disebut apolipoprotein C-III (apoC III). Kolesterol jenis ini ternyata berpotensi meningkatkan risiko penyakit jantung.
Selama ini dipercaya bahwa kadar kolesterol HDL yang tinggi memprediksi rendahnya kejadian penyakit jantung koroner. Namun ternyata mengkonsumsi obat-obat yang meningkatkan kadar kolesterol HDL tidak serta merta menurunkan risiko penyakit jantung koroner.
Kesimpulan: kolesterol HDL dapat terdiri dari dua komponen yaitu pelindung dan perusak jantung. Penelitian ini dipublikasikan oleh jurnal American Heart Association.
Penelitian lain: HDL tidak selalu baik pada wanita pascamenopuase
Dengan begitu, memiliki kadar HDL yang tinggi memang dianggap positif. Adalah sebuah penelitian baru yang dipublikasikan di jurnal Arteriosclerosis, Trombosis, dan Vascular Biology menunjukkan bahwa kadar HDL yang tinggi tidak selalu sehat bagi jantung wanita yang sudah pascamenopause.
Dikutip dari Live Science, umumnya HDL melindungi jantung dengan membawa LDL jauh dari arteri dan hati, di mana ia dapat dipecah dan dihilangkan dari tubuh. Tetapi ternyata para peneliti menemukan fakta bahwa kolesterol jahat pada wanita pascamenopause tidak selalu menjadi pelindung.
Penelitian yang melibatkan hampir 1.400 waita di Amerika Serikat yang berusia 45-84 tahun pada wanita pascamenopause dengan kadar HDL lebih tinggi yang ditentukan dengan metode pengujian konvensional memiliki risiko lebih besar untuk terkena aterosklerosis atau penyempitan dan penebalan arteri.
Sementara wanita pascamenopause dengan kadar HDL lebih tinggi berdasarkan pengujian mobilitas ion memiliki risiko lebih rendah terkena aterosklerosis.
Tapi itu bukan hanya jumlah kadar HDL yang diukur dengan pengujian ion-mobilitas yang membuat perbedaan dalam risiko jantung. Ukurannya juga penting. Sejumlah partikel HDL yang lebih kecil dikaitkan dengan risiko rendah aterosklerosis pada wanita pascamenopause, sementara partikel HDL yang lebih besar dikaitkan dengan risiko lebih besar aterosklerosis, terutama pada wanita yang mendekati menopause.
“Temuan ini menunjukkan bahwa partikel HDL yang besar mungkin lebih rentan terhadap disfungsi ketika wanita mendekati menopause,” ujar peneliti utama, Samar El Khoudary yang juga seorang ahli epidemiologi di Sekolah Pascasarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Pittsburgh.
Meski begitu menurut ahli jantung dan direktur medis dari Joan H. Tisch Pusat Kesehatan Wanita di NYU Langone Health di New York City, dr Nieca Goldberg, kolesterol yang baik atau jahat bukan satu-satunya faktor risiko yang menyebabkan penyakit jantung. “Bagaimanapun, mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan kesehatan jantung mereka dengan berfokus pada diet, aktivitas fisik, dan kebiasaan gaya hidup sehat ketika mereka mendekati masa menopause dan seterusnya,” tegasnya. (SA)