Tak diketahui dengan pasti pada hari apa Lailatul Qadar turun di bulan Ramadhan. Padahal Lailatul Qadar sangat penting dan dinantikan oleh umat Islam yang menjalani ibadah puasa.
Sehatalami.co ~ Pada suatu malam di bulan Ramadan, bergegaslah seorang anak yang berusia sekitar 12 tahun meninggalkan masjid kampungnya, pulang ke rumahnya. Waktu itu jam menunjukkan pukul 2 dini hari. Dalam zikirnya di dalam masjid itu bersama teman-temannya, ia melihat dirinya sedang dipayungi oleh seseorang, dan sejumlah orang lainnya mengawalnya.
Penampakan itu berlangsung sekitar satu detik, namun amat jelas menggambarkan sebuah adegan yang utuh. Anak itu kaget bukan alang-kepalang lalu ia melaksanakan salat dua rakaat tanda bersyukur, meski ia tak tahu dengan pasti apa arti dari penampakan itu.
Ia simpan adegan penampakan itu menjadi rahasia dirinya. Tidak kepada ibu atau ayah, tidak juga kepada saudara-saudaranya ia ceritakan. Ketika dewasa dan beranak-pinak barulah ia ingat dan sadar akan makna penampakan dalam zikirnya di masa kanak-kanaknya itu.
Anak itu kini telah tumbuh menjadi Direktur Utama sebuah bank dan memiliki tangan dingin untuk mengatur gerak gelombang ekonomi negerinya yang mendatangkan kesejahteraan bagi seluruh umat. Jadi anak itu telah dikaruniai Allah Lailatul Qadar yang menggambarkan sejarah hari depannya.
Kita ambil lagi kisah lain. Di bulan Ramadan, seseorang yang sedang berzikir di dalam masjid tiba-tiba melihat dirinya dikerumuni keluarganya. Namun, di antara keluarganya itu, tidak tampak ayahnya.
Seketika itu juga ia menyadari suatu firasat, lalu ia berbelanja apa saja yang dibutuhkan untuk memenuhi penampakan itu. Ia juga melakukan pendekatan kepada ayahnya, bersediakah ayahnya melakukan ibadah lebih khusyuk dan beramal lebih banyak dari hari-hari biasanya.
Sang ayah kaget dan bertanya, apa sebenarnya yang akan terjadi atas dirinya. Si anak menjawab bahwa kemungkinan ayahnya sudah berada di tapal batas hidupnya. Mendengar jawaban anaknya, bukan main senang sang ayah dan mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya bahkan seandainya penampakan anaknya itu tidak terbukti. Benar saja, beberapa hari kemudian ayahnya meninggal dunia.
Dari kedua kisah tersebut, dapat ditamsilkan dua macam Lailatul Qadar yang turun di bulan Ramadan itu. Yang satu, sebuah karunia yang bersifat keduniawian. Satunya lagi, sebuah karunia yang sifatnya keakhiratan.
Penerimaan Lailatul Qadar tidak selalu disertai penampakan seperti dua contoh di atas, karena sesungguhnya Lailatul Qadar adalah suatu pencerahan spiritual. Di dalam Lailatul Qadar (juga di dalam hidup keseharian) sesungguhnya tidak dibedakan antara yang keduniawian dan keakhiratan. (bersambung).