Rokok elektrik lebih berbahaya dari rokok biasa Sebab bahan-bahan pelarut nikotin seperti propilen glikol, dieter glikol, dan gliserin merupakan bahan-bahan penyebab penyakit kanker.
Sehatalami.co ~ Rokok elektrik yang pertama kali diperkenalkan oleh Cina pada tahun 2003, ternyata lebih berbahaya daripada rokok biasa. Kini bahkan dilarang beredar di Cina sendiri. Rokok eletrik yang ‘hanya’ mengandung nikotin saja tanpa bahan-bahan berbahaya lain yang terdapat dalam rokok biasa ternyata justru dapat menimbulkan kanker.
Hal ini disebabkan bahan-bahan pelarut nikotin seperti propilen glikol, dieter glikol, dan gliserin merupakan bahan-bahan penyebab penyakit kanker. Demikian BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) RI.
Diketahui menurut BPOM RI, dalam rokok elektrik terdapat nikotin cair dengan tiga bahan pelarut tersebut di atas. Jika nikotin dan bahan pelarut tersebut dipanaskan, maka akan menghasilkan nitrosamine. Senyawa inilah yang menyebabkan kanker.
Kita menunggu apakah Indonesia seperti juga Australia, Brasil, dan Cina yang akan melarang beredarnya rokok elektrik. Karena efek sampingnya yang berbahaya. Dikutip dari alodokter.com berikut ini beberapa efek samping dari rokok elektrik yang perlu diketahui:
1. Meningkatkan risiko kanker
Hal yang perlu diwaspadai adalah fakta banya sebagian merek cairan rokok elektrik mengandung formaldehida yang dapat menyebabkan kanker. Selain itu, beberapa bahan dasar cairan ini, seperti propelin glikol dan gliserol, juga bisa berubah menjadi formaldehida jika dipanaskan. Hal ini membuat penggunaan rokok elektrik dianggap dapat meningkatkan risiko munculnya kanker, seperti kanker paru-paru.
2. Meningkatkan risiko kerusakan paru-paru
Aroma lezat yang dihasilkan oleh rokok elektrik berasal dari zat berbahaya yang bernama diasetil. Jika terhirup, zat ini akan menyebabkan peradangan serta kerusakan pada paru-paru, dan berisiko mengakibatkan penyakit bronchiolitis obliterans (paru-paru popcorn). Bronchiolitis obliterans adalah penyakit paru-paru langka, di mana bronkiolus atau saluran napas terkecil dalam paru-paru mengalami kerusakan permanen.
3. Meningkatkan risiko penyakit darah tinggi, diabetes, dan sakit jantung
Sebagian besar cairan yang dipakai untuk rokok elektrik mengandung zat nikotin. Beberapa kondisi yang dapat muncul akibat penggunaan nikotin dalam jangka panjang adalah naiknya tekanan darah dan denyut jantung, serta peningkatan risiko terkena resistensi insulin, diabetes tipe 2, dan penyakit jantung.
4. Menyebabkan kecanduan
Efek samping lain yang bisa ditimbulkan dari rokok elektrik adalah rasa kecanduan. Berhenti menggunakan rokok elektrik dapat membuat penggunanya mengalami stres, mudah marah, gelisah, dan sulit tidur. Bahaya lainnya yang juga perlu diperhatikan, ada beberapa laporan yang menyatakan bahwa alat di dalam rokok elektrik dapat terbakar atau bahkan meledak bila beterainya terlalu panas.
Jika dibandingkan asap rokok biasa, asap rokok elektrik memang dianggap lebih aman bagi perokok pasif, karena kadar zat beracun dan bahan iritan di dalamnya lebih rendah. Meski demikian, asap rokok elektrik tetap bisa menyebabkan iritasi mata, batuk pilek, sesak napas, dan pusing, bila terhirup oleh orang-orang di sekitarnya. (SA)