Musim liburan sekolah hampir menjelang. Aneka kegiatan dan tempat tujuan wisata mungkin sudah dipilih untuk mengisi masa-masa liburan ini. Tapi, sambil bersenang-senang ada baiknya juga kita sedikit memperhatikan alam, tempat kita berpijak ini.
“Libur t’lah tiba! Libur t‘lah tiba! Hatiku gembira…..”
Itulah petikan syair lagu Libur Telah Tiba, yang beberapa tahun lalu dipopulerkan oleh penyanyi cilik, Tasya di tahun 2000. Pas sekali dengan suasana saat ini, khususnya bagi Anda yang memiliki anak usia sekolah.
Liburan memang saat yang ditunggu-tunggu. Kesempatan untuk pergi bersama keluarga, menjauhkan diri sejenak dari rutinitas dan kesibukan yang memusingkan kepala, merelakskan kembali otot-otot yang tegang dan kaku, dan berharap bisa menyerap energi baru dari keindahan-keindahan yang kita jumpai, sehingga siap untuk memulai kembali aktivitas setelah liburan usai.
Mungkin, sekarang ini Anda sudah mulai membuat rencana-rencana, apakah akan berlibur di tempat-tempat yang dekat rumah saja, atau keluar kota, atau bahkan keluar negeri. Apakah akan berjalan-jalan ke daerah pantai, atau ke gunung. Bahkan mungkin, beberapa dari Anda sudah memesan tiket pesawat, kereta, atau alat transportasi umum lainnya, jauh-jauh hari, agar tak kehabisan, dan berharap dapat harga yang murah meriah.
Berlibur = merusak alam, kok begitu?!
Meski berlibur kerap dihubungkan dengan kegiatan-kegiatan yang kembali ke alam, seperti menikmati indahnya pantai dan laut, merasakan kesejukan udara di kawasan pegunungan, dan sebagainya, tapi tanpa kita sadari, kegiatan liburan juga punya kontribusi dalam proses “perusakan alam”.
Dimulai dari perjalanan Anda menuju tempat-tempat wisata yang Anda pilih, misalnya. Pastinya, Anda menggunakan kendaraan. Padahal, gas-gas polutan yang dikeluarkan oleh kendaraan bermotor, seperti karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NOx), hidrokarbon (HC), dan timbal (Pb), selain memperparah global warming juga mengancam kesehatan manusia. Sebuah penelitian menyebutkan, kendaraan bermotor yang menempuh jarak 16.000 km dan menghabiskan bahan bakar sekitar 1200 liter, menyumbangkan 3 juta ton CO2 ke udara.
Belum lagi, segala aktivitas Anda selama liburan, Saat menginap di hotel misalnya, umumnya hotel menyediakan layanan penggantian handuk, setiap hari. Bayangkan, berapa banyak air yang digunakan untuk mencuci puluhan bahkan ratusan handuk pengunjung hotel itu setiap harinya, juga berapa banyak detergen yang dibuang ke saluran air, yang artinya menambah polusi bumi. (SA)