Sehatalami.co ~ Vaksin Covid-19 dari Sinovac kembali tiba di tanah air. Ada sebanyak 1,8 juta vaksin COVID-19 dari Sinovac, yang kembali didatangkan, tepatnya Kamis siang (31/12/2020), lewat Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng.
Kedatangan vaksin tersebut menggenapi jumlah vaksin yang tersedia yaitu 1,2 juta dosis sehingga total saat ini sudah 3 juta vaksin. “Alhamdulillah pada hari ini telah tiba 1,8 juta Vaksin Sinovac di Indonesia,” kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Bandara Soetta.
Terkait dengah hal tersebut, pemerintah juga telah mencanangkan pemberian vaksin Corona (COVID-19) tahap pertama dimulai Januari sampai April 2021. Untuk itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menyiapkan tata cara pelaksanaan vaksinasi.
Disampaikan bahwa Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin sudah menandatangani Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor Hk.01.07/Menkes/12757/2020 tentang Penetapan Sasaran Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19. Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes, Widyawati, membenarkan Kepmenkes ini
Dilansir dari detik.com, dalam Kepmenkes tersebut dijelaskan bahwa nama-nama penerima vaksin COVID-19 terdapat dalam Sistem Informasi Satu Data Vaksinasi Corona Virus Disease 2019. Masyarakat penerima vaksin COVID-19 akan mendapatkan SMS pada hari ini, Kamis (31/12/2020).
“Masyarakat yang mendapatkan pemberitahuan melalui SMS Blast wajib mengikuti pelaksanaan Vaksinasi COVID-19,” tulis diktum ketiga Kepmenkes.
Dijelaskan bahwa masyarakat yang mendapatkan pemberitahuan melalui SMS Blast wajib mengikuti pelaksanaan vaksinasi COVID-19. Adapun sasaran pelaksanaan Vaksinasi COVID-19 merupakan masyarakat kelompok prioritas penerima vaksin COVID-19 sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
“Dikecualikan dari ketentuan poin keempat, bagi masyarakat yang tidak memenuhi kriteria penerima Vaksin COVID-19 sesuai dengan indikasi Vaksin COVID-19 yang tersedia,” tulis diktum kelima Kepmenkes.
Lebih lanjut dijelaskan, tahap pertama vaksinasi COVID-19 di Indonesia targetnya satu hingga dua minggu lagi sehingga nantinya tahap distribusi bisa dilanjutkan di sejumlah provinsi.
“Saya merasa bahwa tahap pertama mengenai penyediaan dan persetujuan vaksin insyaallah seminggu atau dua minggu lagi,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers virtual di Bio Farma, Bandung, Rabu (30/12/2020).
“Sehingga kami Kementerian Kesehatan bisa masuk ke tahap kedua bagaimana memikirkan distribusi vaksin untuk segera bisa diberikan ke tenaga kesehatan dan pelayanan publik,” katanya melanjutkan.
Sementara itu, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) masih menunggu hasil interim data uji klinis vaksin Corona Sinovac di Bandung. Hal ini menjadi salah satu penilaian nantinya pemberian izin penggunaan darurat (EUA).
Tidak hanya itu, Indonesia juga telah membeli masing-masing 5o juta dosis vaksin Corona AstraZeneca dan Novavax. Menkes Budi juga menyebut usaha vaksinasi COVID-19 bukan semata-mata usaha Kemenkes sendiri, tetapi melibatkan banyak pihak.
Di sisi lain, Prof Kusnandi Rusmil, Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Sinovac di Bandung, menyebut data interim data uji klinis baru bisa diberikan kepada BPOM minggu pertama Januari 2021. Selama ini efek samping yang ditemukan tak lebih dari rasa nyeri dan pegal di tempat suntikan sama seperti saat vaksinasi pada umumnya. (SA).