Melalui intuisi yang digabung dengan kecerdasan intelektual, kita bisa melakukan apapun tanpa batasan, mulai dari meningkatkan kondisi kesehatan hingga meningkatkan status keuangan. Mengapa bisa begitu?
Sehatalami.co ~ Meskipun tidak setiap orang menyadari adanya intuisi, tapi sebenarnya kita sudah sering menggunakannya. Misalnya saja ketika muncul semacam perasaan tidak enak yang seringkali dianggap firasat bahwa akan terjadi sesuatu, sebenarnya itu merupakan sinyal bahwa ESP kita menangkap informasi akan terjadi bencana. Seringkali hal itu baru kita sadari setelah terjadi.
Menurut Vicky Schippers, universal healer dari Belanda, dalam seminarnya mengenai intuisi (8/2005) di Jakarta, ada berbagai macam bentuk intuisi, yaitu pengetahuan yang jernih, firasat, pendengaran yang jernih, kata-kata atau kalimat yang berlalu di benak (tanpa suara), penglihatan yang jelas, melihat dengan mata ketiga, dll. Intuisi itu datang dari dalam diri kita, bukan dari luar. Dia adalah informasi yang datang dari nurani tertinggi atau diri kita yang terdalam, yaitu ruhani kita.
Namun intuisi ternyata tidak hanya memberikan informasi yang menyangkut keselamatan diri kita saja. Karena menurut Vicky, intuisi memberikan kebenaran pribadi yang absolut tentang apa saja yang kita butuhkan, untuk hidup sepenuhnya secara seimbang, dengan pemahaman dan kebijaksanaan yang baik.
Jadi melalui intuisi yang digabung dengan kecerdasan intelektual, kita bisa melakukan apapun tanpa batasan, mulai dari meningkatkan kondisi kesehatan hingga meningkatkan status keuangan. Mengapa bisa begitu?
Menurut Vicky, pada diri manusia terdapat batin sadar (pikiran sadar) dan batin bawah sadar. Jika batin sadar memiliki lima indera, maka batin bawah sadar memiliki indera keenam yang kepekaannya tidak terbatas. Begitu pekanya sehingga batin bawah sadar pun mencatat dan merekam ketika seseorang memikirkan kita.
Batin bawah sadar adalah batin kolektif/semesta yang menghubungkan semua batin individu di seluruh alam semesta ini. Ini menjelaskan bagaimana orang-orang tertentu mampu membaca pikiran orang lain dan juga bagaimana orang-orang yang peka dapat menangkap isyarat dan informasi tentang macam-macam hal.
Mengenai akurasinya, intuisi sangat tergantung pada perkembangan pribadi dan banyaknya latihan seseorang. Intuisi akan semakin jernih dan tajam ketika kita tumbuh secara spiritual dan melalui aplikasi pengetahuan yang dipelajari langkah demi langkah, sedikit demi sedikit dalam hidup ini.
Intuisi bisa dipertajam
Untuk bisa menggunakan indera yang tidak kelihatan namun sangat peka, yang disebut ESP (extra sensory perception) atau intuisi secara sengaja, tentu kita perlu mengasahnya lebih dahulu. Sejatinya intuisi bisa kita buat lebih tajam jika memahami cara kerjanya.
Vicky mengatakan, sebenarnya kita menangkap hal-hal yang sifatnya intuitif pada waktu gelombang otak kita memasuki kondisi alpha-theta, yaitu gelombang otak yang frekuensinya rendah, sebuah mekanisme yang terjadi pada waktu kita tidur.
Dalam keadaan sadar (conscious), otak kita bergetar pada gelombang yang disebut beta. Namun begitu kedua mata tertutup, gelombang otak kita turun ke alpha, theta dan terus masuk ke Delta di mana kita tertidur pulas tanpa mimpi.
Setelah itu, kita akan kembali memasuki gelombang theta lalu kembali lagi ke fase alpha lalu balik lagi ke fase theta, demikian seterusnya. Jadi misalkan kita tidur selama 8 jam, biasanya selama 30 sampai 90 menit kita berada di fase Delta. Itulah sebabnya orang kalau baru tertidur biasanya sulit dibangunkan.
Karena 1 jam pertama tersebut biasanya orang memang memasuki fase tidur lelap. Kemudian selama 30-60 menit selanjutnya kita turun ke theta lalu sisanya di alpha. Pada fase alpha-theta inilah kita memasuki batin bawah sadar dan supra sadar sehingga seringkali menangkap hal-hal yang sifatnya intuitif..
Itulah sebabnya di kalangan masyarakat Jawa, ketika menafsirkan mimpi sering kali melihat dulu jam berapa kira-kira mimpi itu terjadi. Karena mimpi yang dianggap bermakna adalah mimpi yang terjadi pada jam-jam tertentu ketika gelombang otak kita bergetar pada fase alpha-theta.
Namun demikian, kita tidak selalu harus tidur dulu untuk mendapatkan informasi yang sifatnya intuitif atau hal-hal yang sifatnya supra natural. Dengan cara meditasi, kita bisa saja memasuki fase alpha tersebut.
Tentunya dengan tahapan yang sama dengan tahap-tahap yang kita lewati ketika tidur. Begitu memasuki fase alpha, maka kita akan bisa menangkap berbagai sinyal dan rambu-rambu yang memang diberikan Tuhan demi kebaikan kita.
Memang kita tidak bisa mengubah segala sesuatu yang sudah ditakdirkan Tuhan. Tapi tak ada salahnya mengusahakan agar segala sesuatu berjalan dengan lebih baik, dengan menggunakan anugerah yang kita miliki sebagai manusia yang memang diciptakan sempurna. Bagaimana menurut Anda? (SA)