Obeservasi terhadap WNI terkait dengan penyebaran Virus Corona dilakukan secara ketat sesuai standar WHO. Terkait dengan situasi di tempat observasi, kegiatan para warga yang diobservasi di Natuna adalah melakukan olahraga, ibadah, makan dan minum, kegiatan konseling, dan sebagainya.
Sehatalami.co ~ Menkes dr. Terawan Agus Putranto mengatakan Kemenkes telah berkantor di Natuna, dirinya bersama seluruh staf Kemenkes disiagakan.”Saya akan terus pantau dengan sangat ketat dan itu sesuai protokol WHO, ketat tapi tidak tegang,” ucapnya sebagaimana dikutip dari laman resmi Kementeria Kesehatan RI (Kamis, 6/2).
Pemerintah daerah juga telah menyiagakan Puskesmas sebagai posko kesehatan bagi masyarakat setempat. Selain itu, Pemerintah Indonesia terus melakukan upaya-upaya pengawasan di seluruh pintu masuk negara dan memantau kesehatan masyarakat melalui kegiatan surveilans.
Itu dilakukan bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Provinsi, dan seluruh Fasyankes, baik milik pemerintah maupun milik swasta.
Terkait dengan situasi di tempat observasi, kegiatan para warga yang diobservasi di Natuna adalah melakukan olahraga, ibadah, makan dan minum, kegiatan konseling, dan sebagainya.
Surveilans suhu dan pengawasan kondisi kesehatan lainnya pada 285 orang (238 warga yang dievakuasi, 5 orang tim aju Kemlu, 18 orang Kru Batik Air, dan 24 orang tim penjemput) yang dilakukan tidak ada kenaikan suhu dan atau tanda atau gejala yang mengarah kepada infeksi nCoV.
Tujuh orang tim psikologi sudah bergabung di Ring 1 untuk memberikan layanan psikologi bagi seluruh warga yang diobservasi, dan akan tetap tinggal mendampingi sampai dengan dinyatakan selesai masa observasi.
Kesehatan lingkungan diperhatikan
Tidak hanya kesehatan fisik warga yang diobservasi yang diperhatikan, kesehatan lingkungan pun jadi perhatian penting Kemenkes dalam proses observasi selama 14 hari.
Kesehatan lingkungan menjadi faktor penentu kesehatan seseorang, karena kehidupan setiap orang tidak terlepas dari lingkungan tempat dia berada. Begitupun dengan warga yang diobservasi di Natuna, kesehatan mereka tidak hanya ditentukan dari keadaan fisik dirinya, melainkan kondisi di lingkungan tempat observasi menjadi penentu bagi kesehatan mereka.
Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kemenkes, dr. Anung Sugihantono, M.Kes mengatakan pemerintah memperhatikan kesehatan lingkungan yang ada di tempat observasi. Kesehatan lingkungan di sana harus terjamin untuk membantu orang yang ada di tempat tersebut tetap sehat.
Pengawasan dan pengendalian lingkungan dilakukan secara rutin oleh Tim dari Kesehatan Pelabuhan dan Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL) Batam dan Tanjung Pinang.
”Pengawasan dan pengendalin tersebut berupa pemeriksaan makanan, disinfeksi meja makan dan alat makan 3 kali sehari, pengawasan kebersihan lingkungan, disinfeksi tenda, dan pengawasan kualitas air, termasuk pemberian kaporit pada kolam penampungan dan tank reservoir,” kata Dirjen Anung, Kamis (6/2) di Natuna.
Pengamatan langsung dari tempat observasi nampak warga sedang berolahraga dan makan pagi termasuk didalamnya tim penjemput dalam keadaan riang gembira, tidak ada makanan tersisa dan bisa berkativitas seperti biasa. (SA)