Senyawa kurkumin dalam kunyit diketahui bermanfaat dalam mengobati gangguan pencernaan, nyeri rematik, dan “energi rendah.” Kandungan kurkumin dalam kunyit ternyata bersifat antikarsinogenik, senyawa penyebab kanker.
Sehatalami.co ~ Kunyit atau Curcuma longa Linn sudah sejak lama dimanfaatkan sebagai obat tradisional di banyak negara Asia. Khasiatnya salah satunya sebagai obat untuk meningkatkan fungsi pencernaan. Terbaru diketahui, kandungan kurkuminnya ternyata bisa menjadi penangkal penyakit kanker kolon.
Berita lain, ada hasil riset terbaru tim dari Duke University Medical Center di Durham, North Carolina, yang mengindikasikan bahwa depresi meningkatkan risiko kematian akibat serangan jantung di antara wanita penderita penyakit kardiovaskular.
Karena itu meredam stres ternyata berkorelasi terhadap berkurangnya faktor risiko penyakit jantung. Lengkapnya baca cuplikan berita berikut ini:
1. Kunyit Vs kanker
Tim dari Leicester University, Inggris, menyimpulkan kebiasaan mengkonsumsi makanan mengandung kunyit, seperti kari dan nasi kuning, menjauhkan kita dari ancaman kanker usus besar (kolon). Zat kurkumin dalam kunyit bersifat antikarsinogenik kuat.
Secara tradisional, kunyit (Curcuma longa Linn) memang telah lama dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional di banyak negara di Asia. Senyawa kurkumin dalam kunyit diketahui bermanfaat dalam mengobati gangguan pencernaan, nyeri rematik, dan “energi rendah.”
Penelitian laboratorium dan hewan juga telah menunjukkan sifat anti-inflamasi, antioksidan, dan anti-kanker kunyit yang sudah banyak digunakan dalam penbobatan dewasa ini. (SA)
2. Rimpang kunyit Atasi Penyakit Tukak Lambung
Kunyit telah digunakan secara historis untuk mengobati tukak lambung dan duodenum. Namun, pada dosis tinggi atau dengan penggunaan dalam waktu lama, kunyit sebenarnya bisa lebih mengiritasi atau mengganggu lambung.
Pada hewan, kunyit yang diminum melindungi borok yang disebabkan oleh obat atau bahan kimia yang mengiritasi, dan meningkatkan lendir pelindung. Saat ini, tidak ada cukup bukti manusia untuk membuat rekomendasi tegas, dan studi yang dirancang dengan baik membandingkan kunyit dengan terapi medis standar diperlukan.
Khususnya, bakteri H. pylori adalah penyebab umum bisul, dan pengobatan untuk bakteri ini harus dipertimbangkan oleh orang-orang dengan bisul, dengan berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan yang berkualitas. (SA)
3. Redam Stres, bisa Jauhkan dari Serangan Jantung
Hasil riset terbaru tim dari Duke University Medical Center di Durham, North Carolina, mengindikasikan bahwa depresi meningkatkan risiko kematian akibat serangan jantung di antara wanita penderita penyakit kardiovaskular. Selain mengatur pola makan dan rajin berolahraga, masih ada hal lain lagi yang sebaiknya dilakukan guna menangkal stres atau depresi.
Selalu sempatkan sejenak menikmati siraman hangatnya matahari pagi. Cahaya matahari memperbaiki siklus tidur kita dan meningkatkan perasaan bahwa diri kita sehat. Meditasi atau merenung sejenak setiap hari, dengan duduk tenang selama 20 menit sambil memperhatikan alur keluar-masuknya napas di depan hidung, dapat mengendalikan tekanan darah. (SA)
4. Bercengkerama dengan Hewan Piaraan Redakan Stres?
JIKA suami/istri kita dekat dengan hewan piaraan, bersyukurlah. Jangan dicemburui. Pasalnya, bercengkerama dengan hewan kesayangan lebih mujarab untuk meredam stres daripada bercengkerama dengan teman-teman atau –bahkan!— pasangan kita. Demikian hasil penelitian dari State University of New York di Buffalo, AS, terhadap 240 pasangan suami-istri.
Lalu bagaimana jika kita tidak memiliki hewan kesayangan? Jika tak ada anjing, kucing, burung, atau ikan di rumah, kita bisa pinjam anjing tetangga dan jalan-jalan bersamanya. Atau, mintalah tetangga/teman mengajak binatang kesayangannya jika berkunjung ke rumah kita.
Bisa juga dengan memberi makan kucing yang datang ke rumah kita dan mengajaknya bercengkerama. Menjadi relawan di rumah penitipan atau klinik hewan pun dapat dijadikan terapi stres. Atau menyediakan diri merawat hewan piaraan tetangga/teman yang bepergian lama. (SA)