Nenek moyang kita sejatinya sudah mewariskan resep ampuh untuk hidup sehat dan panjang usia. Yaitu menjadikan makanan sekaligus sebagai obat. “Inilah pilar anti aging medicine, jalur penting menuju sehat kini dan masa depan,” ujar Dr.Amarullah H.Siregar, DNMed., DIHom, MSc,PhD. ‘Makanan’ macam apa?
Sehatalami.co ~ Sejak beribu tahun yang lalu, makanan telah dikenal sebagai suatu obat yang paling manjur. Namun sejak abad ke-20, seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan industri farmasi yang dianggap sebagai peluru ajaib maka semakin banyak orang, termasuk praktisi kedokteran, melupakan warisan nenek moyang ini untuk menggunakan makanan sebagai obat penyakit.
Nenek moyang kita menggunakan makanan tidak saja untuk mengobati penyakit tetapi lebih penting lagi sebagai upaya promotif atau untuk meningkatkan taraf kesehatan individu.
Penelitian tentang DNA dalam hubungannya dengan keturunan dan penyakit saat ini telah membawa para ilmuwan kepada hal-hal yang akhirnya sangat menghargai apa yang telah dilakukan nenek moyang kita, dalam hal ini pola makan mereka secara tidak langsung sudah merupakan suatu upaya untuk memperpanjang usia sekaligus mengatasi masalah atau mengobati penyakit.
Bukan sekedar kandungan zat gizi
Menurut Dr.Amarullah H.Siregar, DNMed., DIHom, MSc,PhD, dengan kemajuan Ilmu Kedokteran, hampir setiap publikasi ilmiah menunjukkan pengaruh DNA terhadap munculnya risiko jangka panjang dari suatu penyakit. Seiring dengan itu pula hampir setiap publikasi kedokteran menunjukkan peran dari makanan dalam menangani masalah tersebut.
Peran makanan dalam hal ini tidak hanya sekedar kandungan gizinya (protein, kalori, atau lemak) atau komposisinya (vitamin, mineral, asam lemak, dll) saja tetapi lebih tertumpu secara detail pada kandungan bahan aktif yang ada di dalam makanan tersebut.
Kandungan bahan aktif yang terdapat dalam unsur makanan tertentu bisa berfungsi sebagai food accelerator sehingga akan menimbulkan sinergisme dari setiap nutrisi. Sinergisme dari masing-masing nutrisi akan meningkatkan bioavailabilitas(derajat atau kemampuan suatu zat untuk mencapai jaringan atau sel target setelah dikonsumsi) dari kandungan mikro nutrisinya. Banyaknya sasaran yang sampai ke jaringan atau sel tubuh dengan baik akan dapat meningkatkan fungsi organ tersebut. Dan fungsi organ yang optimal akan dapat menghindari terjadinya masalah pada tubuh.
Dari uraian tersebut terlihat bahwa peran kandungan bahan aktif yang terdapat dari unsur makanan dapat berfungsi sebagai “obat” di dalam tubuh. Berdasarkan hal ini dalam Kedokteran Naturopati hal itu disebut nutraceutical atau food pharmacy atau food as medicine.
Bagaimana nutraceutical mengobati ?
Secara definisi Nutraceutical adalah suatu usaha untuk memperoleh keseimbangan yang sempurna dengan cara men-supply tubuh dengan zat gizi yang optimum, tidak hanya adekwat/cukup. Memberikan supplementasi dengan kandungan nutrisi yang spesifik akan dapat membantu menyelaraskan berbagai macam sistem tubuh dan sekaligus mengobati penyakit. Nutraceutical akan berinteraksi secara dinamis untuk mencapai keutuhan fungsi dan kerja dari tubuh.
Telah sama-sama kita ketahui tentang suatu idiom yang mengatakan bahwa “your are what you eat”. Dari idiom ini kita bisa mengambil suatu gambaran bahwa makanan tersebut tidak saja bermanfaat untuk kelangsungan hidup individu tetapi juga diperlukan untuk mempertahankan kesehatan.
Dalam kenyataannya hal ini sulit dilaksanakan, mengingat banyak proses yang dapat menyebabkan hilangnya atau berkurangnya kandungan bahan aktif dan nutrisi mikro yang terkandung di dalamnya, dimulai dari:
- Saat penanaman dimana unsur hara tanah tidak mencukupi, sampai kepada penggunaan pestisida,
- Proses pemanenan yang terlalu lama sehingga hasil,panen terpapar udara terbuka dengan akibat proses enzimatik tumbuhan akan rusak,
- Proses transportasi yang tidak baik karena terpapar sinar matahari,
- Proses penyimpanan yang terlalu lama, [5[ proses pengolahan mulai dari pencucian sampai kepada proses pemasakan.
Dari proses-proses yang terjadi tersebut tidaklah salah kalau Liz Earle, seorang pakar kesehatan natural dari Inggeris, mengatakan bahwa sadar atau tidak sadar yang kita makan sehari-hari sebenarnya adalah ‘sampah’ atau hanya mengandung nutrisi mikro yang minim.
Berdasarkan hal tersebut maka untuk mendapatkan kesehatan yang optimal dibutuhkan kuantitas makanan yang cukup, dengan kualitas yang baik untuk sel-sel tubuh. Kebutuhan tersebut hanya dapat dicukupi dengan pemberian nutraceutical. Ini disebabkan::
- Proses degenerasi atau penuaan dini hanya dapat diatasi atau dikoreksi dengan membanjiri tubuh dengan banyak sekali nutrisi yang mustahil diperoleh dari makanan sehari-hari.
- Semua mahluk hidup mempunyai kelemahan yang dibawanya dari keturunannya. Kelemahan tersebut hanya dapat ditutupi dengan kualitas makanan yang baik.
- Pola hidup kita sekarang ini yang sangat buruk dan lebih banyak terpapar dengan radikal bebas perlu diatasi sesegera mungkin sebelum menimbulkan proses degenerasi sel.
Dengan demikian pemberian nutraceutical sangat penting dan dibutuhkan baik itu untuk meningkatkan kualitas kesehatan maupun untuk mencegah timbulnya suatu penyakit.
Plus minus nutraceutical
Nutraceutical dapat menimbulkan penyakit tetapi dapat juga mengobati penyakit. Sejak jaman dulu Hippocrates (bapak kedokteran modern) mengatakan “let food be your medicine”. Perkataannya tersebut saat ini agaknya sudah dilupakan kalangan praktisi kedokteran sebagai suatu dasar pengobatan yang utama dan dasar untuk meningkatkan mutu kesehatan dari setiap individu.
Ber-triliun sel yang ada di dalam tubuh manusia sangat tergantung pada makanan yang kita konsumsi, terutama kandungan nutrisi mikronya. Setiap manusia berbeda satu dengan yang lainnya. Masing-masing mempunyai keunikan dalam setiap proses yang terjadi di dalam tubuh, mulai dari proses penyerapan, asimilasi, transformasi, dan kebutuhan nutrisinya. Inilah yang dikenal sebagai “biochemical individuality”
Dalam hal pemberian nutraceutical, analisa biochemical individuality tersebut akan lebih unik lagi. Tidak saja tergantung dari kebutuhan setiap individu tetapi juga sangat tergantung pada biomarker dari setiap individu dan tipe konstitusional manusianya.
Biomarker tersebut diperlukan untuk mengetahui seberapa banyak atau berapa dosis yang diperlukan oleh setiap individu. Kebutuhan dosis tersebut juga tidak hanya sekedar untuk kebutuhan sehari-hari saja seperti yang selalu tertulis pada kemasan atau label. Kebutuhan sehari-hari tersubut dikenal sebagai RDA (Recommended Daily Allowance) yang menurut penelitian terakhir sangat jauh dari cukup.
Dalam dunia Kedokteran Naturopati penggunaan nutraceutical atau nutrisi sebagai obat dikenal dalam dua perspektif, yaitu SDA (Suggested Daily Allowance) dan ODA (Optimum Daily Allowance). Dalam pelaksanaannya SDA digunakan untuk proses meningkatkan taraf kesehatan individu, untuk mencegah terjadinya proses degenerasi atau premature aging di dalam tubuh. ODA digunakan bila menggunakan nutraceutical untuk pengobatan.
Dengan perkataan lain, kebutuhan yang diperlukan oleh masing-masing sangat tergantung pada marker yang dihasilkan, bisa dalam bentuk tanda-tanda klinis yang ditujukan (atau bila perlu) dengan melakukan pemeriksaan laboratoris.
Mempertimbangkan ‘watak’ manusia
Pengamatan konstitusional penting bila kita mempergunakan bahan nutraceutical yang bersumber dari tumbuhan. Seperti kita ketahui setiap individu mempunyai sifat konstitusional atau karakter masing-masing, dari yang berwatak sanguine (ekstrovert progresif), kolerik (introvert progresif), flegmatik (ekstrovert konservatif), atau melankolik (introvert konservatif). Secara sederhana karakter manusia dapat dibagi menjadi 2 tipe yaitu tipe A yang agresif atau tipe B yang lebih sabar.
Demikian juga halnya dengan tumbuhan. Kita ketahui bahwa tumbuhan juga mempunyai sifat yang unik ada yang suka cuaca panas, tidak perlu air, sampai kepada tumbuhan yang harus di udara dingin atau perlu air banyak untuk tumbuh.
Kesesuaian pemberian sifat dasar dari manusia dan bahan nutraceutical tersebut penting untuk mencapai tingkat kesempurnaan bioavailabilitasdi dalam tubuh. Ketidaksesuaian menimbulkan efek samping atau perburukan dari kondisi penyakit yang dialami.
Nutrisi untuk memperbaiki DNA
Kemajuan Ilmu Kedokteran sudahlah sangat pesat. Peran nutrisi tidak hanya sebatas untuk optimalisasi kesehatan atau pengobatan penyakit saja. Saat ini peran nutraceutical sudah lebih jauh lagi. Nutrisi dapat berperan untuk memperbaiki DNA yang menjadi sumber titik pangkal munculnya berbagai penyakit. Pengetahuan tentang penggunaan nutrisi untuk memperbaiki DNA tersebut dikenal dengan istilah nutrigenomic.
Mengingat bahwa lingkungan kita sudah sangat terpapar dengan berbagai polutan dan radikal bebas, maka kecenderungan untuk timbulnya gangguan atau kerusakan pada jalinan rantai genetik, sangat tinggi. Dengan demikian DNA akan salah membaca interpretasi yang muncul.
Akibat proses ini maka akan terjadi aktivitas dari suatu protein yang dikenal sebagai nuclear transcription factor kappa B. Meningkatnya proses atau pembentukan NF-KB ini akan meningkatkan respon radang didalam tubuh (seperti alergi, asma, rematik artritis, IBS, psoriasis, dll) sampai kepada aktivitas tumbuhnya sel tidak normal yang dapat mengakibatkan tumor atau kanker.
Beberapa pakar anti aging medicine dan juga imunologi kedokteran dari hasil risetnya mengatakan bahwa saat ini penyebab utama munculnya penyakit degeneratif seperti jantung koroner, stroke, diabetes, dll adalah disebabkan adanya peradangan kronis di dalam tubuh yang tidak disadari.
Vincent Giampapa dkk (pakar anti aging) mengatakan bahwa NF-KB merupakan suatu substansi yang mempunyai fungsi destruktif yang sangat kuat di dalam kromosom manusia, yang akhirnya merusak DNA atau gen manusia tersebut. Juga dikatakannya, dari hasil penelitiannya terlihat bahwa hanya kandungan nutrisi tertentulah yang dapat memulihkan proses tersebut atau mengatasinya. Inilah titik dasar pemikiran munculnya teori nutrigenomik tersebut. (SA)