Salah satu organ yang tak kalah berat fungsinya untuk detoksifikasi adalah hati atau liver. Banyak ilmuwan berpendapat lever-lah organ detoks yang paling penting dan paling rentan rusak.
Sebab semua sumber makanan dan minuman yang diasup melalui mulut akan ‘diseleksi’ oleh hati. Kita tahu, liver memiliki koneksi khusus dengan usus kecil, melalui pembuluh darah bernama ‘vena portal’. Segala sesuatu yang tidak wajar dan tidak alamiah dari makanan dan minuman memperberat kerja hati. Jangankan pewarna, penambah rasa (ekstrak), penyedap atau apapun bentuknya, alkohol pun secara perlahan dapat merusak sel-sel hati, bahkan mengubahnya menjadi sel lemak (fatty liver).
Karenanya penting bagi kita untuk mampu membedakan mana makanan dan minuman yang wajar terdapat di alam yang tidak tercemar dibandingkan dengan makanan dan minuman yang sebenarnya ‘buatan manusia’ tetapi untuk mendongkrak nilai dagang, sering dibumbuhi embel-embel ‘alami’.
Bagaimana dengan fungsi paru-paru? “Inilah organ tubuh yang paling sering ‘disiksa’ oleh si empunya tubuh,” tutur Dr Tan Shot Yen, M.Hum, Praktisi Kesehtan Holistik. Jangankan bicara tentang perokok, yang tidak merokok pun sudah jarang bisa mengonsumsi udara segar bebas polusi. Untuk itu membiasakan diri untuk olah raga aerobik di udara bebas terbuka sambil menghirup udara segar –bukan jogging di tengah kota sore hari yang sibuk dengan kemacetan dan gas buangan kendaraan – tentu dapat meningkatkan kapasitas kesehatan paru-paru, sehingga bisa mengoptimalkan fungsi detoks secara alami.
Dan yang sering diabaikan dalam fungsi detoks sebenarnya adalah kulit. Padahal, justru kulitlah yang sangat aktif meremajakan diri bila dirawat dengan baik, karena bersama dengan kelenjar keringat dan kelenjar lemak, sel-sel kulit aur atau mati ikut mengelupas tanpa kita sadari. Banyak penyakit yang juga dikenali justru dari profil keringat di lapisan kulit yang berbeda.
Kita tahu, pori-pori kulit berupaya keras membantu organ-organ lain untuk ‘menendang’ apa yang tidak lagi dibutuhkan tubuh, atau bahkan apapun yang cenderung menjadi ‘racun’ bila tetap berada di dalam. Banyak kesalahan dilakukan dalam perawatan kulit ini. ”Saya sering ngeri melihat bagaimana wanita merias wajahnya yang tanpa disadari justru menutup seluruh permukaan pori-pori berlapis kali dengan aneka olesan pelembab, penyamar kulit, bedak cair alas dasar, bedak tabur, hingga perona pipi, dan laina-lain. Alih-alih membantu tugas kuit dalam memperingan tugasnya untuk melakukan detoksifikasinya, yang terjadi jutru memberi beban lebih dengan perbagai zat kimia, ” tutur Dr Tan.
Penyelarasan Fungsi Tubuh
Lalu apa yang perlu dilakukan agar fungsi detoksifikasi atatu rejuvinasi bisa berjalan optimal. Tidak bisa lain, kita harus mulai peduli dan kembali merawat tubuh secara keseluruhan, yaitu dengan memelihara semua fungsi-fungsi ‘detoks’ alamiah semua organ vital tubuh agar bisa berjalan sebagaimana mestinya. Sebab, tubuh kita telah dirancang begitu sempurna, yang memungkinkan semua proses alamiah tubuh menjadi berkesinambungan dan saling melengkapi. Kini tinggal bagaimana kita memeliharanya agar semua organ tetap berfungsi dengan baik. (SA)