Pakar imunologi molekular Tasuku Honjo Jepang memenangkan Hadiah Nobel dalam bidang Fisiologi atau Kedokteran. Ia menerima hadiah bersama dengan seorang ilmuwan Amerika Serikat (AS) atas penemuannya dalam terapi kanker, dengan memasukkan penghentian penerapan kekebalan negatif.
Laman NHK melansir bahwa Honjo telah melakukan riset yang memfokuskan pada antibodi dan respons kekebalan. Ia membuat kontribusi penting dalam menjelaskan mekanisme bagaimana antibodi merespons terhadap berbagai virus dan bakteri
Menurutnya tubuh menghasilkan antibodi untuk melawan virus dan bakteri. Honjo dan seorang sesama peneliti menemukan protein tertentu yang dinamakan PD-1, yang dapat menekan sistem kekebalan tubuh. Protein PD-1 mencegah penyakit autoimun, namun protein-protein itu dapat juga mencegah sistem kekebalan membunuh sel kanker. Penemuan Honjo membuka jalan bagi pengembangan obat antibodi anti-PD-1. Ini menghalangi protein PD-1, yang mengaktifkan sistem imun untuk menyerang tumor.
Lelaki berusia 75 tahun berasal dari Kyoto dan lulus dari Universitas Kyoto. Di tahun 1971 dia pindah ke AS untuk melakukan risetnya. Ia bergabung dengan Universitas Kyoto di tahun 1982 sebagai seorang profesor. Ia kini adalah seorang profesor kehormatan pada Institut Kajian Tinggi Universitas Kyoto. Di tahun 2012, Honjo memenangkan penghargaan Jerman yang bergengsi, yaitu Hadiah Robert Koch. Ia adalah pemenang Hadiah Nobel ke-26 yang dilahirkan di Jepang. Dirinya adalah penerima hadiah nobel ke-5 dalam kategori Fisiologi atau Kedokteran, setelah Yoshinori Ohsumi di tahun 2016.