Selain faktor fisik, kondisi mental juga sangat berpengaruh terhadap kesehatan seseorang. Gede Prama menuturkan, stres dapat diibaratkan racun yang bekerja perlahan untuk menghancurkan kesehataan.
”Stres berlebihan dan berkepanjangan dapat memicu gangguan kesehatan, seperti kerusakan otak, jantung bermasalah, melemahkan sistem kekebalan tubuh, dan dapat menyebabkan kegemukan,” ujarnya.
Bahkan penelitian oleh Whitehall II di Inggris terhadap kondisi kehidupan sehari-hari dan kondisi kerja pada 17. 000 pekerja menunjukkan, semakin kecil kesempatan seseorang untuk mengatasi pekerjaannya dan semakin banyak ia menerima keinginan orang lain, maka risiko terkena aterosklerosis atau pengerasan pembuluh darah jantung akan semakin tinggi.
”Karena itu penting untuk bisa mengelola dan memberi makanan mental dan pikiran secara berimbang untuk mengurangi faktor risiko stres,” saran Gede Prama. Caranya antara lain dengan dan kembali mendalami ajaran spiritual, apapun agamanya serta ikut berpartisipasi melakukan kegiatan sosial seperti kegiatan amal.
Para ahli meyakini, kegemaran beramal dapat merupakan kunci sukses untuk menghindari ketegangan emosi, karena dengan beramal, hati, jiwa, dan pikiran seseorang disucikan dari rasa iri dan dengki. Begitu pula dengan mengerjakan hobi yang sesuai dengan keinginan dan kemampuan, serta mengembangkan sikap ikhlas dan senantiasa bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
Langkah lain yang dapat dilakukan adalah dengan menyeimbangkan antara fase beban dan waktu istirahat. Selesaikan dan lakukan semua yang menjadi tanggung jawab dan tugas dengan baik, dan setelah itu segeralah bebaskan diri dari tugas dan beban tersebut, lalu jalani hidup dengan santai dan enteng. Beri kesempatan tubuh untuk istirahat, rileks agar dapat lebih memahami diri sendiri.
Cara lainnya adalah dengan melupakan masa lalu dan lebih menikmati hidup pada saat ini dengan sebaik-baiknya. ”Memaafkan masa lalu dan menerima secara ikhlas apapun kita jalani, dapat membantu kita rileks dan lebih sehat jiwa dan raga,” kata Gede Prama.
Namun demikian, jika stres tetap muncul dan menghampiri Anda, maka bisa melakukan meditasi atau olah napas: pernapasan dalam melalui hidung dan menghembuskannya perlahan melalui mulut. Gede Prama menuturkan, meditasi dan olah napas diyakini sangat berguna untuk menciptakan kejernihan dan ketenangan pikiran.