Sehatalami.co ~ Presiden Jokowi Widodo (Jokowi), mengakui peran Nahdlatul Ulama (NU) dalam menanggulangi pandemi Covid-19. Hal itu disampaikan dalam sambutannya pada pembukaan Muktamar ke-24 NU di Pondok Pesantren Darussa’adah, Lampung Tengah (22/12) lalu.
“Pertama-tama atas nama negara, atas nama pemertintah menyampaikan pernghargaan yang tinggi kepada Nahdlatul Ulama (NU), yang telah membantu pemerintah dalam menenangkan masyarakat, menenangkan umat dalam masa pandemi ini,”ujar Presiden Jokowi.
Lebih lanjut di sampaikan, Presiden Jokowi juga menyanpaikan terima kasih kepada NU yang telah mengajak masyarakat untuk menaati protokol kesehatan dan berbondong-bondong mengikuti program vaksinasi. Disampaikannya bahwa ajakan para kyai dan ulama berdampak betul pada meningkatnya peserta masyarakat dalam melaksanakan program vaksinasi.
“Pada awal-awal program vaksinasi, begitu keluar yang namanya vaksin astrazaneka. Banyak daerah yang tidak mau mengambil. Padahal saat itu stok yang banyak adalah astrazaneka. Tetapi begitu, saat itu ada telpon dari para kyai dari Jawa Timur, “Pak Pak Presiden, silahkan semuanya vaksin dikirim ke Jawa Timur, kami terima semua”. Besoknya saja ke Jawa Timur, betul para kyai berkumpul, dan benar-benar, semuanya menerima vaksin. Setelah itu, semua daerah (menyatakan), mau, mau, mau. Inilah pengaruh para kyai dalama mengajak masyarakat untuk vaksinasi,”ujar Presiden Jokowi.
Disampaikannya bahwa pada awal-awal Juni, Indonesia pada posisi sangat mencekam. Kasus harus covid mencapai 56 ribu/hari. Banyak rumah sakit di Jawa-Bali penuh, oksigen kurang, obat-obatan juga habis. Rumah sakit tidak mencukupi, di lorong-loring rumah sakit penuh antri masuk ruang ICU.
“Alhmadulillah berkat dukungan dari NU, kemarin kasusnya alhambulilah, 216 karus/hari di seluruh tanah air,”ujar Jokowi seraya menambahkan bahwa saat ini pemerintah telah menyuntikkan kepada 263 juta suntikan.
Pada kesempatan tersebut, di depan para muktamirin, pemerintah berharap bisa segera mencapai target 70 persen suntikan dari keseluruhan jumlah penduduk, sehingga pandemi di Indonesia bisa segera diatasi. (SA)