- Dalam konteks yang lebih luas, puasa berarti menjauhkan diri dari sesuatu yang bersifat racun terhadap jiwa, raga, dan pikiran. Puasa harus dipahami sebagai cara membuang racun-racun fisik, emosi, dan mental dari tubuh kita, bukan sekadar mengurangi atau menghentikan asupan makanan.
- Bahwa puasa mempercepat pembersihan tubuh dan karenanya dapat meningkatkan kadar energi dalam tubuh, termasuk energi pada dimensi spiritual, telah diakui oleh banyak tokoh spiritual.
Sehatalami.co ~ Tradisi berpuasa ditemukan pada hampir semua agama di dunia. Secara agama, puasa adalah tindakan menahan diri dalam jangka waktu tertentu dari segala kegiatan yang berhubungan dengan hawa nafsu, terutama makan dan minum. Yang membedakan tradisi puasa yang satu dengan lainnya hanya pada bentuk, tujuan, dan tata cara pelaksanaannya.
“Dalam konteks yang lebih luas, puasa berarti menjauhkan diri dari sesuatu yang bersifat racun terhadap jiwa, raga, dan pikiran. Puasa harus dipahami sebagai cara membuang racun-racun fisik, emosi, dan mental dari tubuh kita, bukan sekadar mengurangi atau menghentikan asupan makanan,” kata Dr. Gabriel Cousens, penulis buku Conscious Eating dan pendiri The Tree of Life Rejuvenation Center di Amerika Serikat.
Bahwa puasa mempercepat pembersihan tubuh dan karenanya dapat meningkatkan kadar energi dalam tubuh, termasuk energi pada dimensi spiritual, telah diakui oleh banyak tokoh spiritual. Paramahansa Yogananda, tokoh spiritual besar dari India, pernah mengatakan, “Berpuasa adalah salah satu cara luar biasa mendekati Tuhan.”
Seperti wadah yang jernih, tubuh seseorang akan lebih mudah mengasimilasi energi Ilahi lewat puasa berulang kali. Makin sering kita bersentuhan dengan energi Ilahi, kita akan makin mudah termotivasi untuk terus meningkatkan kualitas spiritual kita.
Agama Islam juga mengajarkan mulianya ibadah puasa di mata Allah, hingga Allah SWT berfirman dalam hadits qudsi-Nya, “Dia (umatKu) rela meninggalkan makanannya, minumannya, dan keinginan nafsunya karena Aku. Puasa itu untuk-Ku, dan Aku sendiri yang akan membalasnya” (Hadist riwayat Al Bukhari). Begitu luar biasanya puasa, sehingga selayaknya manusia itu bersyukur telah diberi kemampuan berpuasa. (bersambung).