4. Minta kelonggaran waktu
Jika mungkin, jangan menjawab sebuah permintaan pada saat itu juga. Waktu yang lebih longgar bisa menghindarkan Anda dari tekanan untuk memberikan jawaban langsung yang emosional. Kelonggaran waktu juga memberikan kesempatan untuk mempertimbangkan keputusan Anda. ”Coba perhatikan baik-baik, kepentingan siapa yang paling dominan, apa yang sebenarnya diminta dari Anda, dan apakah masuk akal jika Anda memenuhi permintaan itu,” jelas Ury.
Tapi, pastikan juga bahwa orang yang bersangkutan tidak menunggu terlalu lama. ”Membiarkan permintaan seseorang tergantung tanpa kejelasan akan mengganggu hubungan baik,” kata Ury.
5. Membayangkan pilihan ”ya”
Cara yang disarankan William Ury untuk melatih keberanian mengatakan ”tidak” adalah dengan membayangkan tawaran-tawaran yang pasti akan Anda jawab ”ya”.
”Jika mengatakan ’ya’ berarti Anda punya lebih banyak waktu bersama keluarga, maka ubah semua keputusan yang menjauhkan Anda dari kehangatan di rumah. Jika Anda bisa sehat ketika menjawab ”ya” untuk pulang kantor sesegera mungkin, maka Anda harus mengatakan ”tidak” untuk kerja lembur yang membuat Anda kehilangan waktu isitrahat,” Ury menambahkan, ”Semakin jelas Anda bisa melihat kondisi ”ya”, maka semakin mudah mengatakan ”tidak”.”
Bukankah akan terasa sangat menyenangkan jika Anda bisa bertahan pada pendirian Anda, dan mengatakan ”tidak” ketika memang Anda ingin mengatakan demikian? Dan yakinlah, jika Anda sudah belajar mengatakan ”tidak” dengan bijaksana, bukan hanya hubungan baik dengan orang lain yang Anda jaga, tapi juga kesehatan mental dan fisik Anda. (SA)