Benarkah makanan mentah, tanpa dimasak (Raw Food) lebih sehat dan bisa membantu menurunkan berat badan, dan begitu sebaliknya? Makanan yang dimasuk justru meningkatkan kandungan kalori-nya dan berkontribusi terhadap kelebihan berat badan? Ini dia penjelasannya.
Sehatalami.co. Belakangan wisata kuliner semakin popular. Bersamaan dengan itu, gairah untuk mulai menyukai dapur, membuat atau mengolah sendiri makanan untuk keluarga juga semakin tumbuh. Hal ini sangat dianjurkan oleh pemerintah, karena dianggap memiliki kontribusi terhadap peningkatan kesehatan keluarga. Mendorong masyarakat menghindari makanan cepat saji, sehingga lebih sehat dan terhindar dari obesitas.
Namun, hasil penelitian yang diterbitkan oleh Prosiding National Academy of Sciences, belum lama ini menyatakan bahwa untuk alasan kesehatan tidak semua bahan pangan harus dimasak atau diolah di dapur. Atau lebih tepatnya, makan lebih banyak makanan mentah ( raw food) – terutama untuk mereka yang memiliki kelebihan berat badan dan ingin memiliki bobot tubuh ideal.
Alasannya? Ilmuwan Harvard yang bertanggung jawab atas penelitian ini, menemukan bahwa memasak makanan meningkatkan jumlah energi atau kalori yang dibutuhkan bagi tubuh Anda. Berikut ini sedikit uraian perbedaan antara makanan yang dimasak dan tidak dimasak.
Beda kandungan nutrisi makanan mentah dan dimasak
Lalu apa beda konsumsi makanan yang di masak dengan makanan mentah – raw food? Perbedaan antara keduanya ialah adanya kenyataan bahwa tubuh menggunakan lebih banyak energi untuk mencerna makanan mentah dibandingkan dengan makanan yang dimasak.
Selain itu, juga lebih banyak energi yang tersedia dari makanan mentah berkurang karena keberadaan bakteri dalam usus kita dari pada makanan yang dimasak, dan bahwa tubuh mengeluarkan energi melawan patogen yang lebih banyak pada saat mengonsumsi makanan mentah dari pada saat mengonsumsi makanan yang dimasak.
Penelitian unik yang berlangsung selama 40 hari, mengandalkan dua kelompok tikus yang diberi makan serangkaian diet yang terdiri dari daging yang dimasak dan daging mentah serta kentang manis yang dimasak dan mentah. Selama penelitian, para peneliti melacak perubahan dalam massa tubuh tikus, mengendalikan berapa banyak yang mereka makan dan mendorong berlari di atas roda olahraga.
Hasilnya jelas menunjukkan bahwa, baik protein yang dimasak dari umbi yang kaya tepung ini memberikan lebih banyak energi untuk tikus dari pada varian mentah dari kedua bahan pangan yang diberikan.
“Nilai energi awal suatu makanan didasarkan pada komposisi makanan tertentu, dan itu tidak akan berubah dengan memasak,”kata Rachel Carmbody, peneliti utama dalam penelitian ini.
“Apa yang berubah atau diubah dari proses memasak adalah proporsi energi yang diserap tubuh kita dibandingkan dengan apa yang hilang dari bakteri usus, dan apa yang diekskresikan oleh tubuh kita. Secara khusus, kami percaya bahwa memasak mengurangi energi yang digunakan dalam proses pencernaan, sekaligus meningkatkan jumlah kalori yang dapat serap, “lanjut Carmbody.
“Sebab makanan yang sudah dimasak telah diproses sebelum masuk ke dalam tubuh, hal ini mengurangi intensitas kerja alat cerna dalam memecah makanan, sehingga menyelamatkan sistem pencernaan kita dari bekerja keras. Pada dasarnya memasak mengeksternalisasi bagian dari proses pencernaan.” (bersambung).