Jadi apa artinya semua ini?
Cukup sederhana: Jika Anda ingin menyerap lebih sedikit kalori, Anda harus mengurangi porsi makanan yang dimasak, dan mengonsumsi lebih banyak makanan mentah. Sementara saat ini tidak ada rumus untuk menghitung perbedaan aktual dalam energi yang diserap oleh tubuh dari makanan yang dimasak dan mentah, apa yang telah diperjelas penelitian ini, adalah bahwa sistem pengukuran kalori yang ada tidak akurat.
Sistem ini, yang dikenal sebagai sistem Atwater, telah digunakan selama lebih dari 100 tahun. Ini mengukur kalori yang diserap oleh tubuh dengan mengambil pengukuran kalori kotor dari makanan dan mengurangi estimasi kalori yang dikeluarkan tubuh sebagai limbah.
“Pada dasarnya ini rumus; kalori yang masuk dikurangi kalori keluar,” jelas Carmbody. “Tapi ini mengabaikan perbedaan dalam cara tubuh kita memetabolisme makanan yang dimasak dan mentah, dan tidak memperhitungkan energi yang digunakan dalam pencernaan, oleh bakteri usus, dan oleh sistem kekebalan tubuh untuk melawan pathogen,”tambah Carmbody.
Terlepas dari penjelasan dan ilustradi yang biasa kita dapatkan di tabel nutrisi, Anda akan mendapatkan lebih banyak kalori dari wortel, bayam atau brokoli yang dimasak, misalnya, dari pada jika Anda memakannya benar-benar mentah sebagai salad.
Sayangnya, di Indonesia, demi menyelamatkan diri dari infeksi bakteri, kita kerap diajarkan bahwa sebaiknya semua sayur dikukus atau direbus. “Alhasil, berat badan boro-boro menyusut, kiloan nambah. Yg diabetes pun makin gemuk dan parah,” ujar Dr. dr. Tan Shot Yen, M.Hum, pakar gizi dan kesehatan.
Padahal, tidak semua semua sayuran harus dikukus dan rebus, sebab cara ini justru MENINGKATKAN KALORI-nya. “Jika masalahnya ada di kebersihan, kenapa bukan disarankan dan diajarkan untuk menjaga kebersihan pangan yang ditekankan?”tanya Dr.Tan Shot Yen. (SA, www.forbes.com)