Sehatalami.co ~ Dunia medis Indonesia salah satu kelompok yang banyak mengalami dampak pandemi COVID-19. Duka mendalam banyak dialami oleh tenaga kesehatan (nakes) Indonesia. Indonesia telah banyak kehilangan ribuan tenaga kesehatan (nakes) terbaiknya sebagai pengabdi dan pejuang dalam memutus mata rantai wabah covid-19 di garda terdepan.
Berdasarkan laman nakes.laporcovid19.org sampai dengan 10 September 2021 hampir 2.000 nakes yang telah gugur melawan COVID-19. Di antaranya 688 dokter, 665 perawat, juga 389 bidan. Karena itu, Nakes sebagai garda terdepan dalam menangani pendemi covid-19, membutuhkan sistem imun (daya tahan tubuh) terkuat agar tetap prima dalam melayani kebutuhan pelayanan pasien COVID-19.
Untuk itu, pemerintah memberikan dukungan kepada nakes secara total. Tidak hanya dalam bentuk materi, seperti tunjangan, insentif, maupun santunan, tetapi juga memprioritaskan vaksinasi COVID-19 tahap pertama kepada nakes di seluruh Indonesia. Pada akhir Agustus 2021, tengah dijalankan vaksinasi COVID-19 tahap ketiga (vaksinasi booster) bagi para nakes di seluruh Indonesia.
Dukungan terhadap Nakes
“Sekarang ini pandemi memasuki puncak kedua, setelah tahun lalu sempat surut. Masyarakat perlu waspada dalam memperketat protokol kesehatan dan perlu membangun protokol optimalisasi sistem imun,” ujar dr. Widya Murni sebagai perwakilan dari Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI) Pusat dalam Laserin Talk Show di Radio MTB 102,7 FM Surabaya.
Menurut dr. Widya, situasi ketahanan nakes di garda depan dalam menangani pasien COVID-19 memerlukan sistem imun terkuat agar tetap dapat melayani kebutuhan pelayanan pasien COVID-19.
“Hal sederhana yang dapat dilakukan masyarakat dalam membantu nakes adalah dengan mempersiapkan penguatan sistem imun di dalam keluarga, selain itu perlu menjalankan gaya hidup sehat dengan tujuan mengurangi angka kesakitan COVID-19,” kata dia.
“Gaya hidup sehat yang baru dapat dimulai dengan mengubah pola makan jadi rendah kalori (karbohidrat), tapi tinggi protein, sayur, dan buah. Upaya lainnya adalah dengan rutin menjalankan olahraga ringan sambil berjemur pada waktu sinar ultra violet (UV) berada pada jumlah paling tinggi. Hal ini penting untuk meningkatkan vitamin D alami,” demikian kata dr. Widya.
Mungkinkan berdamai dengan Covdid-19
Membangun sistem imun tubuh tidak hanya dicapai dengan konsumsi vitamin C, D, zinc, multivitamin, tetapi juga dengan gaya hidup pola makan rendah karbo, kaya sayur buah dan protein.
“Harus juga melakukan olah raga ringan di bawah sinar matahari yang kaya vitamin D, mengelola manajemen stres yang baik, tidur lelap 6-8 jam sehari. Insyaallah kita bisa akhiri pandemi dan segera capai herd immunity dengan optimal,” ujar dr. Widya Murni.
“Masyarakat juga harus melek akan pentingnya kesehatan dan juga paham bahwa nutrisi vitamin C, D, zinc, probiotik, multivitamin, perlu dikonsumsi setiap hari,” lanjutnya.
Tubuh manusia tidak bisa membentuk vitamin C sendiri sehingga dibutuhkan asupan vitamin C dari luar untuk pendukung imunitas. Sementara itu, pemenuhan kebutuhan vitamin D tidak dapat ditawar.
“Optimalisasi vitamin D dalam darah sangat diperlukan untuk menjaga pertahanan tubuh selama pandemi. Walaupun kadar vitamin D dalam darah normal antara 30-100 ng/ mL, kita butuh mencapai angka optimal dengan mendekati 100 ng/ml. Mengapa? Karena saat tubuh terpapar virus maupun vaksin, kadar vitamin D akan turun drastis. Mereka yang hanya memiliki kadar Vitamin D di bawah 30 ng/ml, bila terpapar virus COVID-19, mungkin memiliki gejala berat dan bahkan mungkin akan membutuhkan ventilator,” lanjut dr. Widya Murni yang berperan aktif dalam penanganan COVID-19 di Jakarta. (SA)