Risiko terjadinya kerusakan pembuluh darah tersebut meningkat sebanyak 79 persen jika kebotakan tersebut juga disertai masalah tekanan darah tinggi. Jika si responden memiliki kolesterol tinggi, risikonya meningkat lagi sebesar 300 persen, alias menjadi 3 kali lipat.
Fakta menarik dari penelitian tersebut, responden yang botak sama-sama memiliki kadar androgen yang tinggi. Para peneliti menduga, ada relasi kuat antara kebotakan, hormon androgen, dan penyakit jantung, namun mekanisme cara kerja yang pasti belum diketahui (Archives of Internal Medicine, Januari, 2000).
Fakta yang tidak jauh berbeda dilaporkan oleh jurnal Lancet edisi September 2000, yang menyebutkan bahwa pria yang mengalami kebotakan di usia muda juga berisiko terhadap resistensi insulin yang memicu diabetes.
Baca juga : Kapan Kerontokan Rambut Anda Dianggap Normal dan Abnormal?
Penelitian lain menemukan, pria yang mengalami kebotakan di usia 20 tahunan berisiko dua kali lebih besar terhadap kanker prostat. Phillipe Giraud, MD, PhD, peneliti dari Department of Radiation and Oncology dari The Paris Descartes University, Perancis, mengatakan, penemuan itu hanyalah salah satu faktor risiko.
Sementara faktor lainnya seperti bertambahnya usia, riwayat keluarga, pola makan, dan gaya hidup, bersifat saling terkait satu sama lain. (SA)