- Anak-anak yang sedikit cacingan mungkin tidak menunjukkan gejala sama sekali. Namun pada infeksi yang lebih berat, gejala lain yang mungkin terasa adalah kehilangan nafsu makan, kembung perut, nyeri perut, batuk, demam, mual, diare, dan tidak enak badan.
- Di sekolah, anak-anak yang terkena cacingan tampak lesu, tak bergairah, kurang konsentrasi belajar, pasif, pelupa, mengantuk, rambut mengering.
- Karena tidak nafsu makan, porsi makan anak pun berkurang sehingga mereka menjadi kekurangan gizi. Kekurangan gizi juga bisa terjadi karena makanan yang masuk tidak bisa diserap dengan baik. Jadi meski porsi makanannya melimpah, tapi tampilan fisik anak menunjukkan berat badan yang kurang ideal. Inilah ciri yang paling mudah dilihat.
Sehatalami.co ~ Musim hujan tiba. Genangan air dan banjir bisa saja menyisakan kotoran yang menumpuk. Lingkungan yang kotor, rawan menjadi sarang penyakit dan bakteri serta virus penyebab penyakit. Salah satunya adalah potensi timbulnya penyakit diare, cacingan, dan penyakit gangguan cerna lainnya.
Penyakit cacingan misalnya, selama ini terkesan kurang ditanggapi serius. Padahal cacingan bisa menyerang setiap orang, tak terbatas pada masyarakat kalangan bawah. Kenyataannya, tinggal di kota dengan kondisi lingkungan yang relatif higienis pun tidak menjamin pasti bebas cacingan. Bahkan pada mereka yang ekstra hati-hati menjaga kebersihan.
Di Amerika Serikat, negara yang masyarakatnya dianggap modern pun, jumlah penderita cacingan tetap tinggi. Infeksi yang disebabkan oleh cacing memang meluas di seluruh dunia dan menyerang jutaan orang, walaupun umumnya yang paling menderita akibat cacing adalah anak-anak.
Namun akibat yang bisa terjadi pada orang dewasa pun tidak kurang merugikan. Kehilangan darah, diare, pencernaan dan penyerapan yang kurang baik karena tidak berfungsinya enzim pencernaan atau berkurangnya produksi enzim pencernaan akibat ulah cacing.
Kondisi kehidupan modern yang ditandai gaya hidup kurang sehat semakin memperburuk situasi. Kebiasaan mengkonsumsi fast food yang semakin sering, lingkungan yang semakin terpolusi, membuat tubuh kita semakin rentan dengan serangan cacing.
Selain itu pola makan kita yang dominan karbohidrat dan gula olahan seperti nasi putih, mie, cake, cokelat, dan kue-kue manis sangat disukai cacing, sehingga mereka semakin subur beranak pinak di dalam usus.
Menariknya lagi, menurut Gary Null, Ph.D. dalam bukunya The Complete Encyclopedia of Natural Healing, bukan hanya pasien yang seringkali tidak mengetahui bahwa mereka terkena cacingan, para dokter pun tidak tahu.
Ketika memberikan resep obat untuk penyakit infeksi saluran kencing, kelelahan kronis, vaginitis, jamur candida, dan penyakit-penyakit lainnya, seringkali dokter tidak menyadari bahwa penyebab sesungguhnya dari gejala yang dialami pasien adalah parasit yang terdiri dari berbagai jenis cacing dan protozoa.
Cacingan pertanda pola hidup atau pola makan kurang sehat
Sebenarnya cacing banyak jenisnya, tapi ada tiga jenis yang biasa ditemukan di Indonesia, yaitu cacing gelang (Ascaris lumbricoides), cacing cambuk (Trichuris trichiura), dan cacing tambang (Hook worm).
Dengan berbagai cara, cacing bisa memasuki tubuh, misalnya dari ikan mentah atau daging / hamburger kurang matang yang pernah kita makan. Atau, dari buah-buahan dan sayuran mentah yang tidak dicuci bersih. Bisa juga dari minuman yang terkontaminasi telur cacing. Itu sebabnya kita perlu waspada ketika membeli makanan di warung atau di pinggir jalan.
Jika si penjual kurang menjaga kebersihan, maka makanan yang dijual pasti tercemar telur cacing. Hal ini juga bisa terjadi di restoran, jika si pelayan lupa mencuci tangan ketika keluar dari toilet. Mereka yang bekerja di rumah sakit, tempat penitipan anak, atau di kebun juga rentan terkena cacingan.
Orang biasanya terinfeksi cacing perut karena menyentuh tanah yang terkontaminasi faeces dari orang yang cacingan. Khusus cacing gelang dan cacing tambang biasanya orang terinfeksi telur cacing dari makanan yang terkontaminasi seperti buah dan sayuran yang dicuci kurang bersih.
Atau dicuci dengan air yang terletak di tanah yang telah terkontaminasi telur cacing. Sementara cacing tambang, biasanya memasuki tubuh ketika kita berjalan tanpa mengenakan alas kaki di luar rumah. (bersambung)