Aktivitas kita di luar rumah juga mempermudah penularan. Ketika berada di kebun, tangan atau kuku tanpa sengaja tercemar telur cacing. Sharing menggunakan pakaian, mainan, tempat tidur, air mandi hingga tempat duduk di toilet bisa menjadi sarana berpindahnya telur cacing.
Ketika bersalaman dengan orang yang tangannya tercemar telur cacing, bisa juga terjadi perpindahan telur cacing maupun bibit penyakit lainnya. Begitu juga saat mengeringkan tangan dengan lap di dapur, memegang uang, pegangan kursi di kendaraan umum, juga gagang telepon umum. Telur cacing umumnya mampu bertahan hidup selama kurang lebih tiga minggu.
Begitu masuk ke dalam tubuh, telur cacing segera menetas di usus lalu berjalan melewati usus kecil menuju ke usus besar. Di sana mereka tumbuh dewasa dan mulai bertelur. Penggunaan antibiotik dan obat-obat penekan kekebalan untuk mengatasi infeksi juga cenderung membuat cacing dan parasit lainnya tumbuh semakin subur di dalam perut. Apalagi ditambah pola makan yang kaya gula dan karbohidrat olahan, ditambah pola hidup tidak sehat yang membuat daya tahan tubuh semakin lemah.
Akibatnya mulai anemia hingga gejala menua
Anak-anak yang sedikit cacingan mungkin tidak menunjukkan gejala sama sekali. Namun pada infeksi yang lebih berat, gejala lain yang mungkin terasa adalah kehilangan nafsu makan, kembung perut, nyeri perut, batuk, demam, mual, diare, dan tidak enak badan.
Di sekolah, anak-anak yang terkena cacingan tampak lesu, tak bergairah, kurang konsentrasi belajar, pasif, pelupa, mengantuk, rambut mengering. Karena cacing terus berkembangbiak, maka masalah kesehatan yang disebabkan oleh cacing ini yang menjadi kronis dan berlangsung lama.
Karena tidak nafsu makan, lama kelamaan porsi makan anak berkurang sehingga mereka menjadi kekurangan gizi. Kekurangan gizi juga bisa terjadi karena makanan yang masuk tidak bisa diserap dengan baik. Jadi meski porsi makanannya melimpah, tapi tampilan fisik anak menunjukkan berat badan yang kurang ideal. Inilah ciri yang paling mudah dilihat.
Infeksi yang parah oleh cacing gelang bisa menyebabkan sembelit. Umumnya cacing juga dapat menyebabkan anemia, terutama cacing tambang yang bisa menyebabkan pendarahan usus dan kehilangan darah.
Semakin banyak jumlah cacingnya, semakin mudah menyebabkan anak sakit, malas sekolah, dan sulit konsentrasi. Infeksi yang kronis dalam jangka panjang bisa menyebabkan keterbelakangan mental dan menghambat perkembangan fisik. Bila sudah sangat parah, juga bisa menyebabkan kematian.
Cacingan pada orang dewasa menyebabkan kekurangan zat-zat makanan penting yang diperlukan tubuh karena digerogoti cacing/parasit. Mereka menghisap darah yang seharusnya membawa zat-zat yang dibutuhkan untuk menghidupi seluruh jaringan tubuh.
Karena tidak mendapatkan cukup zat-zat gizi, akhirnya si penderita merasa lemas dan letih; lama kelamaan dirinya mulai merasa sudah menjadi tua. Padahal cacing yang hidup menumpang itulah yang sebenarnya merusak kesehatan, tetapi biasanya penderita cenderung berpikir tubuhnya memang sudah mulai menua.
Menurut Gary Null, cacing dan parasit lainnya secara psikologis mampu menyebabkan suasana hati berubah-ubah (mood swing), depresi dalam kadar tertentu, mimpi buruk, mudah marah, dan hiperaktif. Parasit juga bisa menguras energi tubuh sehingga menyebabkan kelelahan kronis.
Gejala tambahan lainnya termasuk demam, berkeringat di malam hari, penurunan berat badan, kehilangan nafsu makan, terjadi ruam, bintik-bintik kemerahan dan bengkak, gatal, artritis, alergi, anemia, hingga insomnia. Pada wanita juga dapat terbentuk peradangan pelvis, vaginitis, hingga menurunnya libido.
Meski umumnya cacing dan parasit lainnya tinggal di usus besar yang banyak mengandung toksin, tapi sebenarnya mereka bisa hidup di mana pun di seluruh tubuh, misalnya di liver, jantung, otak, bahkan di mata. Mereka bisa hidup dalam tubuh manusia selama 10, 20, hingga 30 tahun. Lama kelamaan, parasit tersebut seolah menjadi bagian dari tubuh. Mereka akan terus hidup selama kita terus ‘memberi makan’ tanpa membasminya.
Menurut Ilmu Kedokteran, cacing dan parasit lainnya begitu unik sehingga untuk membasminya dibutuhkan obat yang berbeda-beda. Dan pada umumnya, obat cacing juga bisa membuat kita merasa sakit, mual dan muntah-muntah ketika meminumnya.
Cegah dengan kebiasaan hidup yang sehat
Untuk mencegah cacingan, ada beberapa hal yang perlu dilakukan, di antaranya:
- Berhati-hati dengan makanan yang kita konsumsi, khususnya ikan mentah, daging babi dan olahannya, juga daging sapi yang kurang matang dimasak. Terutama jika sedang makan di luar.
- Salad dan makanan mentah juga termasuk berbahaya, karena tidak melewati proses pemasakan yang bisa mematikan parasit. Apalagi jika penjual atau pegawai bagian dapurnya tidak cukup menjaga kebersihan.
- Pastikan untuk memisahkan talenan yang biasa dipakai memotong daging dengan yang dipakai untuk memotong sayuran. Karena dengan memakainya bergantian, akan memberikan kesempatan pada parasit untuk berpindah tempat dari talenan ke buah dan sayuran, sehingga bisa langsung menimbulkan infeksi jika buah dan sayur tersebut dimakan.
- Cuci semua buah dan sayuran dengan air yang bersih sebelum menyantapnya, terutama untuk mencegah masuknya cacing gelang (roundworm) dan cacing cambuk (whipworm). Lebih baik lagi jika bahan makanan dicuci terlebih dulu dengan hidrogen peroksida sebelum dikonsumsi atau dimasak.
- Gunakan sepatu atau sandal untuk mencegah cacing tambang (hookworm) menyusup ke dalam tubuh.
- Biasakan mencuci tangan setelah buang air, memegang tanah, berkebun, sebelum memasak, dan sebelum makan.
- Kurangi konsumsi kopi, gula, alkohol, juga produk susu dan olahannya, karena makanan itu memiliki efek menurunkan daya tahan tubuh sehingga mempermudah infeksi dan pertumbuhan parasit.
- Meskipun buah-buahan, madu dan susu sangat baik nilai gizinya, tapi jika terinfeksi cacing/parasit dan sedang mengobatinya, usahakan menghindarinya untuk sementara waktu, sehingga tubuh bisa bekerja lebih efektif ketika melawan parasit.
- Meskipun tidur dengan hewan kesayangan seringkali dianggap hal yang menyenangkan, tapi hewan kesayangan tersebut bisa menjadi sumber masuknya parasit dan memindahkannya kepada si pemilik. Usahakan juga untuk tidak berjalan tanpa alas kaki jika berada di sekitar hewan piaraan. (SA)