Dybiosis atau gangguan keseimbangan mikrobiota usus mudah terjadi pada anak usia dini.
SehatAlami.co. Masalah nutrisi sangat rentan terjadi pada anak Anak usia 1-3 tahun (toddler) hingga prasekolah (3-5 tahun) rentan. Dalam usia tersebut anak-anak bisa mengalami masalah kekurangan ataupun kelebihan yang berakibat gangguan sistem kekebalan tubuh dan kesemibangan nutrisi yang dapat menimbulkan dysbiosis atau gangguan keseimbangan mikrobiota usus.
“Masalah gizi menyebabkan gangguan sistem kekebalan tubuh anak dan gangguan keseimbangan mikrobiota usus atau dysbiosis,” kata pakar gizi medik, Prof. Saptawati Bardosono seperti dilansir laman antaranews. Ditambahkan oleh Saptawati bahwa dysbiosis akan menurunkan kekebalan tubuh anak terhadap masuknya kuman-kuman penyakit, misalnya yang menyebabkan ISPA dan diare. Menurutnya penyakit ini dialami lebih dari 10 persen anak di masa toddler dan prasekolah. Data Global Nutrition Reports 2017 menunjukkan, isu nutrisi utamanya stunting, kelebihan berat badan hingga kegemukan dan anemia baik secara sendiri-sendiri atau kombinasi masih merupakan tantangan global,
“Anak-anak usia 1-5 tahun di 29 negara termasuk Indonesia menghadapi masalah terkait nutrisi kombinasi ketiganya yang dikenal istilah triple burden of malnutrition. Stunting karena kekurangan zat gizi makro yakni kalori dan protein, lalu obesitas karena kelebihan zat gizi makro, kalori dan anemia karena kekurangan zat gizi mikro yaitu mineral dan vitamin,” tutur Saptawati.
Adapun cara pencegahannya adalah perbaikan asupan gizi baik makro dan mikro melalui asupan masukan sehari-hari. Selain itu, pemberian probiotik juga bisa menjadi cara berikutnya. “Untuk mencegah terjadinya dysbiosis perlu juga pemberian asupan probiotik atau bakteri baik contohnya Lactobacillus rhamnosus, yang akan berikan efek immunomodulatorry, karena menyeimbangkan mikrobiota usus, mencegah dysbiosis,” ujar dia.
Disebutkan bahwa gejala dysbiosis tergantung di mana ketidakseimbangan bakteri berkembang. Adapun gejala umumnya antara lain adalah bau mulut (halitosis), sakit perut, mual, sembelit, diare, kembung, nyeri dada, ruam atau kemerahan, kelelahan, kesulitan berpikir atau berkonsentrasi, dan gelisah.