- Secara sederhana iri dan dengki (envy) adalah kecenderungan untuk melihat kesenangan orang lain dengan perasaan tertekan, meskipun kesenangan tersebut tidak dirampas dari dirinya.
- Seseorang yang merasa iri, tidak puas terhadap apa yang dimiliki bukan karena ia membutuhkan lebih, tetapi karena tidak rela jika orang lain mendapatkan lebih banyak.
Sehatalami.co ~ Dikisahkan dalam kitab suci (Al Quran, Perjanjian Lama) tentang kedengkian iblis terhadap Nabi Adam, sehingga iblis selalu berusaha menggoda Nabi Adam dan manusia keturunannya. Lalu ada kisah Qabil dan Habil, anak-anak Nabi Adam. Kisah tersebut menceritakan tentang kuatnya rasa iri sang kakak, Qabil, sampai-sampai tega membunuh Habil, adiknya sendiri.
Iya, begitulah, sejarah manusia selalu diwarnai dengan berbagai masalah yang berkaitan dengan rasa iri dan dengki. Urusan politik luar negeri sampai urusan domestik seperti perebutan cinta pun tidak pernah lepas dari emosi iri dan dengki. Coba Anda perhatikan betapa besarnya kedengkian Amerika Serikat terhadap Irak sehingga menyengsarakan rakyat Irak.
Perhatikan pula betapa gegap gempitanya para pendukung Pemilihan Presiden 2019 ini. Meski entah disemangati oleh motif apa, namun, masing-masing dengan jargon yang tak kalah sengitnya. Sampai-sampai ada istilah “Kampret” dan “Cebong” untuk menyebut perbedaan persepsi di antara masing-masing kelompok pendukung Paslon Presiden dan Wakil Presiden. Kiranya perkara Pilpres 2019 ini hanya masalah emosi sesaat saja. Bukan muncul karena latar belakang iri dan dengki.
Atau jika Anda penggemar sinetron Indonesia, Anda pasti telah “kenyang” melihat betapa emosi yang merusak itu membuat cerita menjadi lebih berbelit-belit.
Lalu apa arti iri dengki?
Apa arti iri (dan dengki)? Samakah iri dengan cemburu? Dalam percakapan sehari-hari, penggunaan iri dan cemburu sering dirancukan. Padahal keduanya memiliki arti yang sama sekali berbeda. (bersambung).