Hampir 30 persen dari energi yang kita peroleh berasal dari makanan sehingga bisa saja zat-zat tertentu yang terkandung dalam makanan tersebut mempengaruhi fungsi otak.
Sehatalami.co ~ Memang belum banyak yang tahu bahwa makanan bisa mempengaruhi fungsi otak, bahkan menimbulkan gangguan perilaku. Kasus alergi makanan yang mengganggu fungsi otak – disebut Brain Allergy – pun masih menjadi kontroversi.
Menurut Dr Zakiudin Munasir, SpKA, dokter ahli alergi dari divisi alergi imunologi anak RSCM, alergi yang menimbulkan gangguan perilaku bisa terjadi, namun tidak secara langsung.
“Kalau alerginya kronis, besar kemungkinan perilakunya juga akan pemarah, tidak sabaran, tidak bisa belajar, otaknya kurang oksigen, hidungnya mampet dan sebagainya,” tuturnya seperti dikutip dari majalah Nirmala.
“Selain itu, pada saat alergi kadar histamin dalam tubuh penderita meningkat. Histamin ini akan diedarkan ke seluruh tubuh. Jika beredar ke sistem pernapasan, akan menyebabkan hidung mampet.
Sedangkan kalau beredar ke otak, akan langsung mengubah kadar histamin dalam otak. Histamin berfungsi “membangunkan” otak. Kalau jumlahnya berlebihan, otak akan semakin terangsang. Jadi, perubahan perilaku merupakan pengaruh tidak langsung dari gejala penyakitnya itu,” lanjutnya lagi.
Alergi susuai target sasaran. Sedangkan sejumlah ahli berpendapat bahwa alergi makanan bisa mengganggu perilaku berdasarkan teori target organ (organ sasaran).
Reaksi alergi merupakan manifestasi klinis yang karena proses alergi pada seseorang dapat mengganggu semua organ dan sistem tubuhnya. Karena setiap orang bersifat sangat individual, maka organ atau sistem tubuh sasaran yang diserang juga bisa berbeda-beda. (bersambung).