Sifat virus influenza
Sebuah kajian mengemukakan bahwa jika dilihat sifat genetiknya, virus flu dikenal sebagai virus yang tidak stabil. Dalam artian, ia sering bermutasi akibat pertukaran gen.
Virus influenza bermacam-macam dan bisa berganti-ganti setiap tahun. Dengan begitu, bisa diartikan virus flu tahun ini, belum tentu sama dengan virus tahun lalu atau tahun depan. Karena itu, sering terdengar munculnya jenis flu baru yang sulit sembuh, bahkan sampai menelan korban jiwa, seperti kasus flu burung.
Lalu bagaimana perubahan pada virus flu ini bisa terjadi? Perubahan pada virus flu bisa terjadi melalui dua cara. Pertama, dikenal dengan antigenic drift atau penyimpangan antigen. Yaitu perubahan kecil pada virus yang terjadi setiap saat.
Antigenic drift menyebabkan munculnya virus yang berbeda dengan sebelumnya, sehingga tidak dapat dikenali oleh sistem imun tubuh. Hasilnya, sebagian besar orang yang telah kebal terhadap virus sebelumnya, dapat terinfeksi kembali oleh virus yang telah mengalami mutasi antigenic drift.
Proses kedua yang dapat menyebabkan perubahan adalah antigenic shift. Yaitu perubahan besar dari virus, di mana terjadi pembentukan hemaglutinin baru yang dapat diikuti pembentukan protein neuraminidase yang baru pula. Antigenic shift dapat menimbulkan munculnya subtipe virus flu yang baru. Untungnya, perubahan tidak terjadi setiap waktu seperti antigenic drift.
Gejala penyakit Influenza
Meski virus terus bermutasi, sampai saat ini gejala penyakit tersebut tidak berubah. Gejala flu antara lain demam lebih dari 38 derajat C (anak-anak cenderung mengalami demam yang lebih tinggi), gemetar dan berkeringat, sakit kepala, batuk kering, nyeri dan sakit otot (terutama punggung, lengan dan kaki), lelah dan lemas, hidung tersumbat, hilang nafsu makan, diare dan muntah.
Penderita juga bisa sakit di tenggorokannya dan batuk kering, mual dan mata terasa panas. Demam bisa meningkat cepat, tetapi setelah 2-3 hari biasanya menurun. Pasien kemudian mengalami kelelahan selama beberapa hari. (SA)