Akibatnya kadar hormon testosteron akan menurun, yang berpengaruh pada hilangnya massa otot tubuh dan timbulnya rasa penat. Akhirnya muncul keinginan untuk makan lebih banyak, karena tubuh kita salah mengartikan bahwa kadar energi tubuh yang rendah adalah tanda bahwa tubuh butuh lebih banyak makanan.
Meningkatnya kadar estron juga menurunkan jumlah air yang diabsorbsi oleh ginjal. Akibatnya terjadi retensi (penahanan) cairan yang menimbulkan pembengkakan dan meningkatkan tekanan darah.
Kadar estron yang tinggi juga menurunkan kadar estradiol (estrogen ‘baik’). Padahal, tanpa kadar estradiol yang cukup, otak akan sulit memperbaiki mood, sehingga kita menjadi mudah depresi dan semakin membutuhkan banyak gula untuk mengembalikan mood. Jika ini terjadi terus menerus, akan berdampak pada munculnya tamu tak diundang seperti obesitas dan diabetes mellitus.
Apa yang harus dilakukan
Ketidakseimbangan hormon menyebabkan gangguan kesehatan, jika sudah demikian apa yang bisa dilakukan? Salah satunya adalah dengan memperbaiki pola makan yang tepat. Yaitu, pola makan yang paling sesuai agar kadar hormon tubuh tetap seimbang. Salah satunya adalah diet pola makan fleksitarian (fleksibel + vegetarian).
Pola makan ini menjadikan bahan pangan nabati sebagai makanan utama, sedangkan pangan hewani hanya sebagai makanan pelengkap. Asupan hariannya terdiri dari 75 persen pangan nabati dan 25 persen sisanya pangan hewani. (Bersambung).