Jika seseorang menambah porsi sayuran atau buah-buahannya, menjadi 5-7 porsi, maka peluang terkena stres bisa turun hingga 14 persen. Pada perempuan bahkan risikonya bisa menurun 23 persen.
Sehatalami.co ~ Anda penyuka buah atau sayur? Hasil penelitian ini bisa jadi semakin menambah motivasi Anda untuk membiasakan diri mengonsumsi buah atau sayuran setidaknya 3 atau 4 porsi sehari.
Pasalnya, konsumsi lebih banyak sayuran dan buah-buahan diindikasikan memiliki pengaruh terhadap kesehatan mental alias mampu menurunkan risiko terkena stres, terutama pada perempuan.
Demikian menurut sebuah studi yang dimuat dalam jurnal BMJ Open, sebagaimana dikutip dari medical news today. Dalam studi tersebut, peneliti dari University of Sydney di Australia menemukan bahwa orang-orang yang mengonsumsi tiga hingga empat porsi sayuran atau buah-buahan per hari, 12 persen lebih rendah mengalami stres ketimbang mereka yang samasekali tak mengonsumsi salah satu atau kedua makanan itu.
Sementara itu, jika orang-orang menambah porsi sayuran atau buah-buahannya, menjadi 5-7 porsi, maka peluang terkena stres bisa turun hingga 14 persen. Pada perempuan bahkan risikonya bisa menurun 23 persen.
Namun demikian, konsumsi lebih dari tujuh porsi buah dan sayuran setiap hari tidak berhubungan dengan penurunan risiko stres. Temuan penelitian ini didapatkan setelah tim peneliti menganalisis terhadap 60.404 laki-laki dan perempuan, yang menjadi bagian dari sebuah studi skala besar – Sax Institute’ 45 dan Up Study di Australia.
Tim peneliti kemudian mengukur asupan buah dan sayuran para partisipan pada tahun 2006, 2008 dan 2010, serta tekanan psikologis yang mereka alami menggunakan kuesioner yang menilai gejala kecemasan dan depresi.
“Konsumsi buah dan konsumsi sayuran dapat membantu mengurangi prevalensi tekanan psikologis pada orang dewasa setengah baya dan lebih tua. Namun, hubungan antara konsumsi kedua makanan itu dan kejadian tekanan psikologis memerlukan penyelidikan lebih lanjut,” ujar salah satu peneliti, Binh Nguyen.
Definisi stres dalam penelitian tersebut umumnya ditandai dengan hadirnya rasa marah dan cemas. Diyakini, jika tanpa upaya meredakaannya atau berlarut-larut tanpa penyelesaian yang tepat dapat berdampak buruk terhadap kesehatan fisik penderitanya.
Sebab berdasarkan studi tersebut, disebutkan bahwa stres kronik berkepanjangan, meningkatkan risiko obesitas, tekanan darah tinggi, penyakit jantung dan diabetes. Demikian seperti dilansir Medical News Today.