4. Aneka beri
Christopher E.Ramsden, MD, penulis buku Nutrition by the Number, menuturkan, aneka buah beri seperti stroberi, blackberry sarat dengan polifenol, yaitu antioksidan yang bertugas menghambat perubahan-perubahan (misalnya pikun) di otak yang disebabkan usia lanjut. “Polifenol bekerja dengan dua cara utama, “ katanya.
Bagaimana caranya? Pertama, polifenol mengirim sebuah elektron ke radikal bebas yang berkeliaran di otak. Hasilnya, radikal bebas dinetralisir, sehingga tidak lagi bisa menyebabkan kerusakan pada jaringan otak. Kedua, polifenol mengeblok produksi senyawa yang menyebabkan inflamasi, yang meningkatkan pembentukan plak amiloid. Plak ini merusak otak dengan cara membunuh neuron. Buah ceri, cranberry, dan buah prune juga banyak mengandung senyawa polifenol yang mampu memproteksi kerusakan otak.
Untuk mencoba: Minimal secangkir buah per hari dengan variasi buah sepanjang seminggu.
5. Kunyit
Di Indonesia kunyit dikenal sebabai bumbu masak dan sudah tidak asing bagi kita. Dalam keseharian kita kerap memanfaatkannya untuk bumbu masakan seperti kari. Paling dikenal sebagai penghambat penyakit artritis reumatoid. Ketika sistem imun melemah maka cenderung menyerang dirinya sendiri dan merusak jaringan-jaringan tubuh sendiri. Demikian menurut Ramsden. Itulah kasus artritis.
Banyak penelitian menyatakan bahwa kunyit mampu memperkuat sistem imun. Dengan demikian tidak saja memproteksi tubuh dari serangan artritis, tapi juga membantu memerangi infeksi – terutama pada lansia yang fungsi sistem imun mereka makin melemah dan makin tidak efisien.
Untuk mencoba: Secuil atau setengah sendok teh bubuk kunyit, tiga sampai empat kali dalam seminggu. Boleh dicampur dalam minuman atau menu makanan. (bersambung)